"Anggap saja aku ini air yang terus sabar menetes di keningmu yang batu." – Nalaka
Sejak kejadian kemarin Raga dan Nala tak pernah bertemu. Ditambah lagi dengan kesibukan Raga yang latihan futsal dan Nala latihan dance, membuat mereka tercipta jarak. Di tengah lapangan basket geng Natural Killer duduk berselonjor, baru saja mereka menyelesaikan latihannya.
"Indi, kita udah dua hari latihan masa kamu belum bisa-bisa, sih!" omel Pilar.
"Kan gue udah bilang, tai. Dance bukan bidang gue, kalau nonjok orang baru gue maju," balas Indi dengan nada ketus.
"Ya, setidaknya kamu usaha dong, Di!" Pilar masih saja mengomel.
Mata Indi melotot. "Lo kira gue tadi ngapain, ha? Cosplay jadi Naruto?"
"Kamu kaku banget, Indi," balas Pilar.
"Emang gue ulet bulu, badannya lentur."
Dara menutup dua telinganya. "Aduh, kalian bisa diem nggak sih!"
"Nal, lo nggak diapa-apain kan kemarin sama Ragalak?" tanya Lena mengalihkan topik.
Nala menggeleng, malas membahas kejadian kemarin. Di mana Raga membentak, melukai batin dan fisiknya.
"Gue ngeri sih ngeliat Raga kemarin, keknya marah banget. Yakin lo nggak diapa-apain?" tanya Dara.
Nala menoleh. "Emangnya gue mau diapain?"
Sungguh suasana hati Nala sekarang sedang buruk. Disentil sedikit emosinya akan meledak. Nala beranjak dari posisinya, dia memilih menjauh dari teman-temannya yang super kepo itu.
"Nal, mau kemana?" teriak Indi.
"Need alone."
Dari kejauhan Nala bisa melihat Raga latihan dengan keras. Tanpa sadar senyumnya terbit begitu saja, Raga terlihat sangat memukau saat bermain di lapangan. Setidaknya inilah pemandangan yang bisa Nala dapatkan selain melihat Raga marah-marah.
Arsan yang juga bermain di tengah lapangan menyenggol punggung Raga. "Nala ngeliatin lo daritadi," ujarnya menunjuk Nala menggunakan dagu.
Perhatian Raga teralih, mengikuti arah pandang Arsan. Benar saja disana ada Nala yang bersedekap dada menatap ke arahnya, gadis itu kelihatan melamun. Sepersekian detik Raga kembali fokus pada latihannya. Persetan dengan gadis itu.
Nala melangkah masuk ke dalam kelasnya, dia mengambil tumblr berwarna silver yang sengaja dia bawa, khusus untuk Raga. Meski dia tahu jika Raga membencinya, namun semangat Nala tak gentar untuk mendapatkan hati cowok itu.
Melangkah riang menuju tengah lapangan di mana anak futsal sedang berselonjor. Dengan senyum bak bulan sabit, Nala ikut duduk di tengah Kenzo dan Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGNALA
Teen Fiction[Jangan lupa follow sebelum membaca] Ini tentang Dia Raga Semesta. Cowok dengan julukan kulkas berjalan yang memiliki pahatan wajah hampir sempurna. Juga tentang Nalaka Cempaka Bumi, yang jatuh cinta terlalu cepat pada Raga. Nala pernah berharap jik...