"Jika terluka, jangan memberikan luka yang sama kepada orang lain." – Raga.
Seperti biasa setiap pulang sekolah, Raga akan mampir di tempat kerjanya. Kali ini dia agak terlambat karena mengharuskan sparing futsal terlebih dahulu. Raga mengernyitkan dahi ketika melihat mobil yang tak asing baginya. Pemilik mobil warna merah yang terus mengganggu ketenangan Raga.
Gadis itu menoleh. Langsung saja matanya melotot melihat sosok yang sangat dia senangi. Dengan segera Nala bangkit dari duduknya dan menghampiri Raga. Tak lupa dengan senyum tercetak indah di wajah cantik Nala.
"Raga," sapa Nala sumringah. Sungguh dia sangat kegirangan.
Raga masih seperti biasa, wajahnya yang datar sudah menjadi ciri khas. "Lo ngikutin gue?" tanya Raga kepedean.
"Ih, PD amat bapaknya. Ini tuh takdir Tuhan, Rag. Karena pada dasarnya kita itu jodoh dan jodoh gak bakal kemana," balas Nala cengengesan.
Raga tak memperdulikan ocehan Nala. Dia terus melangkah hingga tiba di toilet, sedangkan Nala terus mengikuti Raga. "Lo mau ikut?" tanya Raga di depan pintu toilet.
"Eh, gue tunggu lo di sana yah," ujar Nala salah tingkah menunjuk kursi tunggu.
"Hm."
Menggunakan pakaian yang berbeda dengan sebelumnya, Raga keluar dari toilet. Membuat Nala mengernyit keheranan. Bahkan interaksi cowok itu dengan para pengunjung terlihat sangat akrab. "Raga, pemilik car wash ini kali, yah?" monolog Nala.
Karena semakin dibuat penasaran, terlebih ketika Raga mencuci salah satu mobil pengunjung. Nala beranjak dari duduknya, menghampiri Raga yang sudah basah dan satu selang ditangannya.
"Rag, kok lo yang nyuci sih?" tanya Nala.
Raga tetap melanjutkan aksinya tanpa menoleh. "Gue kerja."
"Jadi tukang nyuci mobil?" tanya Nala pelan, takut membuat Raga tersinggung.
"Hm."
"Oh, udah lama?" tanya Nala lagi membuat Raga menghentikan aktivitasnya.
"Lo bisa diem? Lo emang terlahir sebagai pengganggu, yah?" Raga menekankan kata penggangu.
Nala mendengus pelan. "Ya udah, lanjutin kerjaannya. Semangat," ujar Nala tulus.
Raga sempat tertegun dengan kalimat Nala. Padahal dugaannya, Nala akan menjauh setelah mengetahui pekerjaan Raga. Nyatanya tidak ada perubahan sikap dari cewek itu.
Satu mobil selesai Raga cuci, dia memilih untuk beristirahat sejenak. Raga menatap cewek yang juga menatapnya. Pandangan Raga teralih pada mobil Nala yang sudah dicuci, namun Nala masih tetap di sini. Dengan langkah ragu-ragu, Raga mendekati Nala.
"Lo ngapain masih di sini?" tanya Raga duduk di samping Nala sembari meneguk botol minumnya.
Nala tersenyum tulus, membuat Raga terkesima melihat itu. "Nungguin lo," jawab Nala santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGNALA
Teen Fiction[Jangan lupa follow sebelum membaca] Ini tentang Dia Raga Semesta. Cowok dengan julukan kulkas berjalan yang memiliki pahatan wajah hampir sempurna. Juga tentang Nalaka Cempaka Bumi, yang jatuh cinta terlalu cepat pada Raga. Nala pernah berharap jik...