[7] Bulan Kemerdekaan

8.7K 665 57
                                    

"Dingin tercipta dari hangat yang didiamkan." – Raga

Dara dan Indi berjalan santai di koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara dan Indi berjalan santai di koridor. Dara si gadis ceria bersenandung ria membuat Indi geleng-geleng. "Bisa diem gak sih lo? Brisik tau nggak," omel Indi.

"He, monyet. Suara-suara gue," balas Dara.

"Anak dajjal emang. Nama gue Indi bukan monyet."

"Bodo amat, tampang lo kek monyet."

Indi melotot menatap Dara, sepertinya mulut sahabatnya ini perlu di ruqyah. "Gue jadiin samsak, baru tau rasa lo."

Keduanya masih berdebat kencang. Tanpa memperhatikan koridor yang dilalui, sampai tubuh Dara dan Indi terdorong ke depan akibat ada yang menabrak dari belakang.

"Aww," pekik Dara yang tersungkur.

"Sorry-sorry," ujar Genta nampak buru-buru, beberapa buku yang ada di tangannya tadi berhamburan di lantai.

Melihat Genta mata Dara berbinar, senyumnya mengembang. "Aduh, Kak Genta. Aku didorong sampai jatuh hati juga nggak papa kok," gombal Dara membuat Indi menatapnya geli.

"Ada apa nih tiba-tiba berubah jadi siluman ular," celetuk Indi.

"Aku bantuin yah, Kak," ujar Dara ikut berjongkok memungut buku-buku tersebut.

Genta hanya diam, malas menanggapi gadis genit yang terus menatapnya.

"Kak Genta, minta WA-nya dong!" ujar Dara setelah menyelesaikan aktivitasnya.

"Maaf yah saya buru-buru," balas Genta lalu meninggalkan mereka.

Dengan segera Dara menghalangi langkah Genta. "Eits tunggu Kak, katanya Indi mau masuk osis, Kak. Lumayan loh kalau Indi join, yakin deh anak osis bakalan ditakutin satu sekolahan, Kak. Ya kan, Di?"

Mata Indi membulat sempurna. Apa-apaan ini namanya dijual. Sedangkan Genta nampak berpikir.

"Nanti bisa didiskusikan," jawab Genta seadanya.

"Apanya mau didiskusiin?" sahut Indi tak suka.

Senyum licik Dara terbit, tadinya dia ingin menaklukkan hati sang ketua osis. Tapi, tiba-tiba dia berubah pikiran. "Mak comblangin ini anak, bisa juga kali yek. Itung-itung buktiin Indi normal atau kagak," monolog Dara dalam hati.

"Nah lihat kan, Kak. Indi udah excited banget nih, sini deh WA-nya Kak Genta biar gampang kalau Indi mau nanya seputar pendaftaran anggota," pinta Dara seenak jidat.

"Kagak ada yah sejarah gue mau masuk osis," bisik Indi pada Dara.

"Demi gue, Di," ujar Dara ikut berbisik.

Genta menghela napas, kemudian meletakkan buku di kursi koridor. "Ya sudah, sini HP kamu."

Dara tersenyum menang, sedangkan Indi mendengus pasrah.

RAGNALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang