'Bisakah waktu diputar kembali?'
Selamat membaca, semoga suka :)
***********
10 Juli 2005 Pukul 09:00 WIB
Sebuah televisi berbentuk kotak dengan ukuran kecil terlihat menyala di ruang tamu rumah yang banyak sekali kerajinan dari kayu. Volumenya sangat kecil, memperlihatkan acara berita pagi ini. Di ruang tamu tidak ada siapa-siapa. Seorang wanita yang masih terlihat kecantikannya itu tengah memasak di dapur yang jaraknya lumayan jauh dari ruang tamu.
>Pemberitahuan kepada seluruh warga kampung padi, rambutan, dan juga mangga untuk menjaga anak-anak yang usianya dibawah dua belas tahun. Akhir-akhir ini penculikan seorang anak sering terjadi, tidak hanya penculikan, kekerasan fisik, dan mental, penculik itu lakukan kepada korban. Saya akan menyebutkan ciri-ciri penculik yang akan polisi tangkap hari ini.
-Dia seorang pria berumur kisaran dua puluh enam tahun. Tingginya sekitar seratus enam puluh lima cm, dia bukan warga ...."Ma! Tv-nya dimatiin atau terus dinyalain?" tanya seorang gadis cantik yang belum bisa membaca.
"Matiin aja, Ra!" teriak sang ibu kepada putrinya yang langsung mengangguk dan segera mematikan televisinya.
"Ma, aku sama Kepin mau ke rumah Tiara. Boleh, kan?" pinta Rara menatap ibunya dengan tatapan memohon.
Sang Ibu mengalihkan tatapannya dengan senyum hangatnya. Lalu dia berjongkok seraya memegang bahu Rara dengan lembut. "Boleh, kok. Tapi, pulangnya jangan terlalu siang, ya? Kita kan mau ke rumah nenek," jelasnya kepada gadis kecil yang langsung menganggukkan kepalanya.
"Oke. Kalo gitu, aku pergi dulu. Ppay Mama." Rara melambaikan tangan mungilnya. Wanita yang mempunyai nama Vivi itu membalas lambaian sang anak bungsu. Rara pun berjalan santai dengan rambut yang diikat dua.
"Mama sama kak Azka mau pergi beli sepatu. Kamu main aja sama Rara, ya. Mama juga udah bilang mau nitipin kamu sebentar sama tante Vivi," ujar wanita yang berpakaian rapi.
Kevin mengangguki ujaran sang mama. Lalu ia berucap, "Iya, ma. Aku sama Rara mau pergi ke rumah Galang sama Tiara. Mau main, sekalian rayain ulang tahun Rara."
"Oh, gitu. Yaudah. Pulangnya jangan terlalu siang, kata Tante Vivi, Rara mau pergi ke rumah neneknya," kata ibu Kevin yang mempunyai nama Desi. Dia tersenyum hangat seraya mengusap lembut kepala anak bungsunya.
Kevin kembali mengangguk seraya mengacungkan ibu jarinya. Desi tersenyum, ia pun berpamitan lalu pergi dengan anak keduanya. Tidak lama kemudian, Rara keluar dari rumahnya dan berjalan mendekatinya.
"Selamat ulang tahun, Ra," ucap Kevin kepada teman dekatnya sekaligus tetangganya.
Rara tersenyum senang, lalu ia membalas ucapan pria yang dua tahun lebih tua darinya, "Makasih banyak. Kadonya, mana?"
Kevin berdecak malas mendengar pertanyaan dari gadis berwajah cantik tersebut. "Ada kok, tenang aja." Nada Kevin terdengar yakin.
"Mana? Aku maunya sekarang," pinta Rara seraya menarik-narik ujung kaos yang dipakai oleh Kevin.
"Ada di rumah. Tapi, rumahnya dikunci. Besok aja," balas Kevin seraya melepaskan tangan Rara.
Rara mengerucutkan bibir tipisnya. Kevin menghela nafas pelan, lalu dirinya berjongkok dan membuka kandang hewan peliharaannya. Laki-laki itu memakaikan tali yang terbuat dari kain dan sedikit besi ke leher anak anjing berbulu putih tersebut.
"Kamu suka Ravin, 'kan? Kita ajak dia jalan-jalan," ajak Kevin menatap Rara yang langsung berbinar mendengar ucapannya.
"Serius? Tumben, biasanya Kepin gak mau jalan-jalan sama Rapin," kata Rara menatap Kevin dengan tatapan tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Bring Joy (TAMAT)
General Fiction*** Cerita fiksi ini menceritakan kehidupan pria berusia dua puluh lima tahun yang mempunyai hemophobia sejak usia sembilan tahun. Ketika melihat setetes darah saja, membuatnya mual dan langsung teringat kejadian menyakitkan di masa lalu. Tentunya p...