'Penyesalan di masa lalu yang membuat penderitaan di masa depan.'
**********
Hari ini adalah hari pernikahan Dinda, tentunya Zahra dirias dan memakai gaun berwarna biru muda. Dinda sudah berada di pelaminan dengan calon suaminya. Acara akad nikah pun dimulai, untungnya berjalan lancar. Hanya satu kali ucapan saja, Dinda sudah resmi menjadi seorang istri dari pria yang dicintai. Ezra dan Zahra berdiri di samping sang pengantin untuk di foto. Setelah itu, datanglah Desi, Kevin, dan juga keluarga kecil Galang.
"Selamat menikah Dinda. Semoga pernikahan kalian dijauhi dari berbagai masalah, dan digantikan dengan kebahagiaan," ucap Desi seraya memeluk Dinda dengan lembut.
"Amin. Terima kasih banyak, Bu." Dinda tersenyum manis.
"Sama-sama. Doain ya, semoga Kevin cepat nikah." Kevin langsung menatapnya dengan tatapan kesal.
"Gak ada salahnya minta doa sama orang yang baru nikah." Kevin menghela napas pasrah.
"Eh, kamu Zahra?" tanya Desi menatap seorang gadis yang rambutnya dibiarkan terurai dengan sedikit pernak-pernik.
"Iya, Bu. Saya Zahra," balas Zahra seperti biasa tersenyum ramah.
"Kamu cantik banget. Kenapa gak setiap hari aja pakai make up, nya? Biar kamu cepat-cepat punya pacar," candanya.
"Makasih banyak, Bu." Kecantikannya semakin bertambah saat Zahra tersenyum manis. Kevin menatap ke arah lain, kenapa jantungnya berdegup dengan sangat cepat?
"Yang nikah itu dua orang ya, Pa?" tanya Tiara kepada suaminya yang menggendong anak mereka.
"Kan di depan udah ada nama sama fotonya. Yang nikah itu cuma satu orang, Ma," jawab Galang membuat Tiara bingung, lalu menatap dua pasangan yang berada di pelaminan itu.
"Terus yang itu bukan pengantin?" Tiara menunjuk Ezra dan Zahra yang memang terlihat seperti pengantin.
"Bukan, mereka sahabatnya pengantin," ucap Galang seraya menyamakan langkah kakinya dengan sang istri menuju pelaminan.
"Oh, gitu. Mama kira pengantinnya ada dua." Tiara mengangguk-anggukan kepalanya paham. Galang tersenyum seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Din, kata Tiara pengantinnya ada dua." Galang mengadu kepada gadis yang memakai gaun berwarna putih tersebut.
"Hah? Bener?" tanya Dinda terkejut. Galang mengangguk. "Kamu ngira mereka pengantin?" tanya Dinda kepada Tiara yang langsung mengangguk dengan senyum malu-malunya.
"Za, dia pacar kamu?" tanya Galang menatap Zahra yang tersenyum seraya menggeleng pelan.
"Bukan. Dia bukan pacar aku," balas Zahra membuat Kevin tersenyum tipis.
"Masih pdkt," timpal Dinda membuat Zahra dan Kevin langsung menatapnya dengan tatapan yang berbeda.
"Pdkt? Kenapa gak langsung pacaran aja?" tanya Galang kepada Ezra yang tersenyum malu. Sementara Kevin, pria itu menatap Ezra dengan tatapan tidak suka.
"Mereka pasti pacaran kok. Tapi, gak tau kapan." Ucapan Dinda membuat Zahra dan Kevin kembali menatapnya. Zahra menggeleng pelan, sedangkan kedua mata Kevin menyipit, seolah tidak menyukai ucapan Dinda.
Kevin berdehem keras, bermaksud agar mereka berhenti membicarakan hal yang membuat hatinya panas. Dehemannya membuat semua orang yang ada di pelaminan lantas menatapnya dengan tatapan bingung. Kevin pun berucap seraya menatap Dinda dengan senyum tipisnya, terlihat dia juga mengambil sesuatu dari saku celananya.
"Selamat menikah Dinda. Ini tiket bulan madu ke Bali untuk kalian." Kevin memberi dua kertas berbentuk persegi panjangnya.
Dinda langsung menerimanya dengan senyum senangnya. Ia tidak menyangka mantan atasannya akan memberi hadiah pernikahan untuknya. "Terima kasih banyak, Pak," kata Dinda kepada Kevin yang mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Bring Joy (TAMAT)
General Fiction*** Cerita fiksi ini menceritakan kehidupan pria berusia dua puluh lima tahun yang mempunyai hemophobia sejak usia sembilan tahun. Ketika melihat setetes darah saja, membuatnya mual dan langsung teringat kejadian menyakitkan di masa lalu. Tentunya p...