41. Kemarahan

12 3 0
                                    

'Kemarahannya terlihat jelas ketika seseorang berusaha menyingkirkan kenangan dari orang yang disayang.'

********

'Tok'Tok'Tok'

"Ya. Silakan masuk," suruh Zahra melirik sekilas pintu ruangannya. Ia sibuk bekerja.

"Kasian kamu. Kevin pasti ngasih banyak pekerjaan buat kamu, ya?" tanya Desi tersenyum ramah seraya berjalan mendekati Zahra yang terkejut.

"Eh, Bu Desi. Maafkan saya. Saya kira yang datang siapa," ucap Zahra seketika berdiri dengan raut wajah merasa bersalah.

"Tidak perlu meminta maaf. Ini salah saya karena datang tiba-tiba," balas Desi masih dengan senyumnya. Zahra membalas senyuman wanita parubaya itu, lalu menyuruh Desi untuk duduk di sebuah sofa berukuran sedang yang ada di ruangannya.

"Ada apa ya, Bu?" Zahra terlihat penasaran. Tidak biasanya Desi datang ke kantor, apalagi menemuinya.

"Saya datang ke sini ingin kamu melakukan sesuatu," kata Desi yang merubah nadanya menjadi serius.

Zahra semakin bingung dan ingin tau. "Melakukan apa, Bu?"

Desi menghela nafas pelan. Lalu dia berucap, "Tolong buang barang-barang peninggalan Rara di kamar Kevin."

Zahra langsung terkejut.

"Tapi, Bu. Setau saya, Rara adalah wanita yang di sukai oleh Pak Kevin. Apa tidak apa-apa jika saya membuang barang-barangnya?" tanya Zahra memastikan.

"Tidak apa-apa. Yang penting, Kevin jangan tau jika kamu akan membuangnya," ucap Desi membuat Zahra diam seraya berfikir.

Desi memegang tangan Zahra dengan lembut. Tatapannya terlihat memohon. "Saya mohon sama kamu. Tolong lakukan keinginan saya." Zahra semakin bingung.

"Baiklah. Saya akan melakukannya, Bu," sahut Zahra dengan senyum ramahnya, nadanya terdengar yakin.

"Syukurlah. Terima kasih banyak, Zahra. Saya berharap kamu berhasil melakukannya. Saya hanya tidak mau Kevin terus memikirkan Rara, kamu juga tau sendiri. Rara itu tidak bisa Kevin temukan. Entah di mana keberadaan wanita itu," jelas Desi yang menghela nafas lega. Dia memang bermaksud seperti itu, tidak ada hal lain.

Zahra hanya tersenyum sopan. Ia tidak ada pilihan lain selain mengiyakan, lantaran merasa tidak enak jika harus menolak. Zahra sadar diri, dia bisa bekerja karena Desi. Wanita itu telah membantunya membayar utang kakaknya yang sedikit lagi lunas. Dan dari dalam lubuk hatinya, ia juga ingin Kevin melupakan Rara. Mengingat kemarin siang, saat Kevin mengatakan tidak mencintainya. Entah kenapa, hatinya sakit saat mendengarnya.

*********

Zahra masuk ke dalam kamar Kevin dengan langkah kaki cepat, ia melirik jam yang menunjukan pukul delapan malam. Pemilik rumah ini mengatakan akan pulang pukul sembilan. Yang artinya, Zahra memiliki waktu satu jam untuk mencari dan membuang barang-barang peninggalan Rara. Sebelum Zahra melakukan hal yang jelas-jelas tidak benar, dalam hati ia mengatakan beberapa kali kata maaf. Lalu, Zahra mulai membuka lemari berukuran besar tempat pakaian Kevin.

Zahra menemukan kotak berukuran besar yang bertulisan, 'Memories Of Rara'. Gadis itu tersenyum tipis, lalu membukanya dengan posisi tubuh masih berdiri di dekat lemari. Ternyata di dalamnya berisi album, boneka hello kitty berukuran kecil, dan buku gambar. Zahra penasaran, ia ingin tau seperti apa sosok Rara yang membuat Kevin enggan mencintai seseorang lagi. Zahra membuka album yang bermotif polos.

Di halaman pertama, Zahra menemukan foto seorang anak kecil perempuan yang tengah tersenyum lebar ke arah kamera. Ia diam sesaat seraya menatap foto itu dalam-dalam, lalu Zahra bergumam, "Kenapa saat dia masih kecil, mirip denganku." Zahra ingat foto dirinya saat masih duduk di kelas dua sekolah dasar. Mata, hidung, bibir, dan senyumnya. Sangat mirip dengan gadis yang hendak membuka halaman kedua.

You Bring Joy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang