29. Hadiah

21 3 0
                                    

'Hadiah sederhana dari orang yang istimewa.'

********

Setelah pergi dari rumah Siska, Kevin berniat mengantar Zahra pulang. Ia tengah mengendarai mobilnya, sesekali dirinya melirik sang gadis yang menatap jalanan lewat jendela. Kevin menghela nafas pelan seraya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam menunjukan pukul 10:34.

"Apa dia benar-benar melupakan hari ulang tahunku? Ish, menyebalkan," batin Kevin bingung. Ia juga kesal. Kenapa Zahra melupakan hari ini? Padahal, gadis itu sudah lama datang-masuk ke rumahnya. Tidak mungkin, Zahra tidak melihat tanggal ulang tahunnya di kalender yang terpajang di setiap ruangan.

"Pak, kita sudah sampai di depan rumah saya," ucap Zahra menatap Kevin yang langsung memberhentikan mobilnya.

"Ah, ya. Maafkan saya. Saya tidak fokus," balas Kevin membuat Zahra tersenyum ramah seraya mengangguk.

"Tidak apa-apa, Pak. Kalo begitu saya masuk dulu, terima kasih sudah mengantar saya," kata Zahra seraya membuka pintu mobilnya.

"Sama-sama," jawab Kevin tersenyum tipis.

"Oh, iya. Anda tidak akan mampir dulu? Saya akan membuatkan teh atau kopi." Kevin yang menggeleng pelan.

"Lain kali saja," balas Kevin yang di angguki oleh Zahra.

Kevin pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan Zahra yang langsung menghembuskan nafas panjang. Ia juga memegang jantungnya yang berdegup dengan sangat kencang. Lalu, Zahra berjalan santai hendak menaiki puluhan anak tangga untuk sampai di rumahnya. Langkah kakinya terhenti, kala melihat seorang pria yang tersenyum manis ke arahnya.

"Dia meninggalkannya. Dasar pelupa," omel Kevin tidak sengaja melihat tas berukuran kecil dengan motif sederhana. Bunga dan pita. Ia yakin itu milik Zahra, dan lupa membawanya.

Kevin memberhentikan mobilnya, untungnya belum jauh dari rumah Zahra. Ia keluar dari mobil, lalu mengambil tas itu. Langkah kakinya santai, hingga ia memberhentikan langkah kakinya tepat enam meter dari Zahra. Kevin mengerutkan keningnya melihat seorang pria yang memakai kemeja kotak-kotak.

"Dia siapa?" gumam Kevin ingin tau. Ia memilih menguping.

"Anda siapa?" tanya Zahra bingung.

"Saya Fazar, teman Angga, kakak kamu," jelasnya menyebut namanya.

"Oh, begitu. Ada urusan apa, ya?" tanya Zahra. Ia menatap pria itu dengan tatapan penasaran.

"Tidak mungkin menagih utang, 'kan?" batin Zahra cemas. Lantaran dirinya belum gajian.

"Kakak kamu menyuruh saya untuk mengantar kue cokelat kesukaan kamu," kata Fazar seraya menyerahkan tas kecil yang berisi dua cup kue cokelat berukuran sedang.

"Apa?!" Zahra terkejut mendengar ucapan Fazar. Ia belum menerimanya, karena merasa tidak mungkin jika kakaknya menyuruh seseorang untuk mengantarkan makanan kesukaannya.

"Kamu tidak suka?" tanya Fazar ragu setelah melihat tanggapan Zahra.

Zahra menggeleng cepat. Ia langsung menerimanya dengan senyum ramahnya.

You Bring Joy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang