19. Bukan

20 4 0
                                    

'Kesalahpahaman yang berujung dengan tuduhan.'

*************

Kevin memasukan kata sandi rumahnya, setelah itu ia dan Zahra masuk. Zahra terlihat memegang jas milik Kevin, pria itu menyuruhnya untuk mencucinya. Langkah kaki mereka sama, saat sampai di ruang tamu. Zahra dan Kevin terkejut melihat Desi dan Siska yang menatap mereka dengan tatapan mengintrogasi.

"Mama? Mama kok tumben ada di sini?" tanya Kevin bingung sekaligus terkejut melihat Siska yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Memangnya salah kalo Mama datang ke rumah kamu?" tanya Desi seraya melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Maksudnya bukan gitu, Ma. Aku cuma bingung aja kenapa Mama datang ke rumah aku sepagi ini. Biasanya juga gak pernah," kata Kevin berusaha menjelaskan agar Mamanya mengerti dan tidak salah paham.

"Selama Zahra jadi art kamu, Mama belum datang ke rumah kamu sepagi ini. Mama cuma mau ngecek kamu aja," ucap Desi membuat Kevin mengangguk-anggukan kepalanya paham. Zahra merasa risih terus ditatap oleh Siska dengan tatapan seperti itu.

"Semalam, kamu tidur di mana?" kini Desi bertanya dengan tatapan dan nada serius. Dia juga melihat anak bungsunya dari atas sampai bawah.

"Aku tidur di rumah ... Galang, Ma," balas Kevin dengan nada gugup.

"Bohong. Mama udah nanya ke dia. Dia bilang, kamu gak nginep di rumahnya." Desi berdecak pelan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kevin jadi terbiasa membohonginya.

"Kamu gak nginep di rumah dia kan?" tanya Siska menunjuk Zahra yang diam. Nada siska terdengar tinggi.

Kevin malah diam seraya menundukkan kepalanya. Sedangkan Zahra, dia bingung harus bagaimana menjelaskannya.

"Zahra. Apa benar semalam Kevin tidur di rumah kamu?" tanya Desi menatap Zahra yang terlihat bingung.

"Semalam Pak Kevin memang tidur di rumah saya. Tap--

"Kevin!" teriak Siska menatap Kevin dengan tatapan marah dan tidak terima.

"Siska. Tante mohon kamu diam dulu, Zahra belum selesai berbicara." Desi berujar menatap Siska dengan nada menekan.

Siska pun memilih untuk mengangguk, raut wajahnya terlihat terpaksa. Gadis itu semakin menatap Zahra dengan tatapan tajam.

"Zahra, lanjutkan," suruh Desi yang diangguki oleh Zahra.

"Pak Ke--

"Biar saya saja yang menjelaskannya," sela Kevin membuat Zahra mengangguk pelan.

"Ma. Semalam aku memang tidur di rumah Zahra. Tapi, aku tidur di ruang tamu. Dan aku bukannya sengaja mau tidur di rumah Zahra. Aku ketiduran karena liat film sedih," jelas Kevin dengan nada santai, namun terlihat kejujuran.

"Beneran kamu tidur di ruang tamu? Sendiri? Gak sama Zahra?" tanya Desi penasaran. Pertanyaannya membuat Kevin dan Zahra terkejut.

"Mama mikir apa? Tinggal seatap itu, nggak selalu seranjang," kata Kevin dengan nada kesal.

"Mama kan cuma nanya, Vin. Kamu kok malah serius sih," ujar Desi tidak mau kalah. Kevin menghela nafas pelan seraya mengangguk.

"Kamu gak macem-macem kan sama Kevin?" tanya Siska dengan tatapan curiga.

"Jangan berfikir yang tidak-tidak. Saya tidur di kamar saya, dan letaknya lumayan jauh dari ruang tamu," jawab Zahra dengan nada penuh penekanan.

"Aku tetap gak percaya. Aku yakin, kamu pasti manfaatin Kevin karena tidur di rumah kamu," tuduh Siska membuat Zahra memutar kedua bola matanya malas. Jika bukan karena Siska kaya, Zahra sudah menjambak rambut wanita yang menuduhnya itu.

You Bring Joy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang