'Aasan yang tidak bisa langsung dikatakan, membuat seseorang merasakan salahpaham dan penderitaan.'
**********
"Dia sudah punya pacar?" tanya Fazar dengan raut wajah penasaran. Pertanyaannya membuat Angga berdecak kesal.
"Aku tidak tau. Tanyakan saja padanya," balas Angga membuat Fazar mengangguk paham.
"Baiklah. Aku minta alamat rumahnya," pinta Fazar. Angga pun menyebutkan alamat rumah adiknya.
"Eh, tunggu. Kamu tidak apa-apa jika aku menjadi adik iparmu?" tanya Fazar penasaran.
"Aku tidak peduli. Lagipula, aku tidak yakin Zahra akan menerimamu," jawab Angga seraya melempar putung rokok sembarangan.
"Kenapa? Adikmu sepertimu, kan?" tanya Fazar menyindir penampilan dan sikap Angga.
"Tidak. Kamu salah. Dia sangat berbeda jauh denganku," kata Angga seraya berdiri dari duduknya. Dia menghela nafas kasar.
"Apa?! Serius?" Fazar membulatkan kedua matanya. Pria itu terlihat sangat terkejut.
Angga berdehem pelan.
"Aku boleh bertanya?" tanya Fazar dengan raut wajah ragu-ragu.
"Apa?" Angga heran.
"Kenapa kamu tidak tinggal dengan adikmu?" tanya Fazar. Pertanyaanya membuat Angga seketika diam.
"Aku hanya tidak mau, dia menderita jika aku tinggal dengannya," balas Angga jujur, dia tidak ragu mengatakannya karena sudah menganggap Fazar seperti adiknya."Kenapa Zahra menderita jika kamu tinggal dengannya?" tanya Fazar, dia semakin penasaran kehidupan Angga.
"Kamu tau. Hidupku berantakan, aku tidak punya pekerjaan tetap. Dan juga, setelah putus dengan Lia, aku sering balapan, mabuk, merokok, dan pergi ke klub malam. Aku tidak ingin, hal itu berdampak buruk kepadanya." Angga semakin terbuka kepada Fazar. Pria berusia tiga puluhan itu menghela nafas kasar.
"Kamu benar juga. Aku jadi ingin mempunyai seorang kakak laki-laki. Kamu, kakak yang baik," ujar Fazar dengan tatapan kagum. Ucapannya, membuat Angga tertawa pelan.
"Anggap saja aku kakakmu," ucap Angga seraya menepuk bahu Fazar. Lalu dia kembali berucap, "Kakak yang baik? Kamu bodoh? Semua orang bisa menyimpulkan secara sekilas. Aku kakak yang buruk, sangat buruk."
"Semua orang pasti akan berfikir seperti itu, tapi mereka belum tau alasan yang sebenarnya," balas Fazar dengan nada serius. Angga kembali tersenyum tipis.
"Nanti, kamu pasti akan menjadi kakak iparku," lanjut Fazar dengan nada yakin.
"Terserahmu saja. Tapi, jangan terlalu percaya diri," balas Angga seraya tertawa pelan.
"Aku tau," ujar Fazar seraya meminum kopinya.
"Kapan kamu akan pulang?" tanya Angga ingin tau.
"Entahlah. Lagipula, aku malas bertemu dengan mereka," jawab Fazar dengan nada cuek.
"Mau bagaimanapun juga, mereka orang tuamu kandungmu," ujar Angga memberi sedikit nasihat untuk Fazar.
"Aku akan peduli, jika mereka juga memedulikan kehadiranku," ucap Fazar. Jika membahas tentang orang tuanya, moodnya langsung buruk.
*******
Sudah satu minggu Zahra dirawat di rumah sakit, hari ini dia diperbolehkan untuk pulang. Awalnya Desi ingin Zahra tinggal di rumahnya, lantaran kesehatan gadis itu belum sepenuhnya pulih. Namun, Zahra menolak dengan lembut. Dia tetap ingin pulang ke rumahnya. Alhasil, Desi mengiyakan. Mau bagaimanapun juga, ia tidak punya hak.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Bring Joy (TAMAT)
Fiksi Umum*** Cerita fiksi ini menceritakan kehidupan pria berusia dua puluh lima tahun yang mempunyai hemophobia sejak usia sembilan tahun. Ketika melihat setetes darah saja, membuatnya mual dan langsung teringat kejadian menyakitkan di masa lalu. Tentunya p...