'Aku-akui, aku tidak suka melihatnya berpelukan dengan pria lain.'
*******
Hari mulai petang, beberapa menit lagi langit akan berubah menjadi gelap. Untungnya, Galang sudah sampai untuk menjemput teman dekatnya dan Zahra. Dia datang dengan orang yang akan memperbaiki mobil Kevin. Setelah berpamitan dengan para tetangga dan teman-temannya, Zahra pun masuk ke dalam mobil Galang. Ia dan Kevin duduk di belakang, Galang seperti seorang supir.
"Cie. Niatnya mau liburan berdua, eh malah mogok terus jadinya ke desa," goda Galang melirik Kevin yang langsung menatapnya dengan tatapan tajam.
"Tidak, bukan seperti itu. Saya mohon jangan salah paham. Saya dan Pak Kevin bukannya akan pergi liburan, saya hanya menemani Pak Kevin yang awalnya ingin melihat matahari muncul," jelas Zahra seraya menggelengkan kepalanya.
Kevin berdehem pelan. Ternyata sekertarisnya berfikir seperti itu. Galang malah tertawa kecil mendengar penjelasan dari Zahra.
"Terus kamu percaya sama alasannya?" tanya Galang melirik sekilas Zahra yang kebingungan.
"Diam!" tekan Kevin menatap sahabatnya yang malah mengabaikan ucapannya.
"Kevin berbohong. Sebenarnya, Kevin mau liburan berdua sama kamu. Cuma bos kamu itu, agak gengsi. Jadi pake alasan yang buat kamu iya-iya aja," lontar Galang dengan nada santai.
"Apa?" Zahra terkejut mendengar ucapan Galang.
"Sudah kubilang diam!" Kevin kembali menekan ucapannya.
"Baiklah, aku akan diam. Coba kamu fikirkan sikap Kevin dari pagi sampai sekarang. Pasti ada yang aneh," suruh Galang membuat Kevin langsung melempar botol kosong ke arah Galang yang langsung menerimanya.
"Kamu ingin kita kecelakaan? Aku sih tidak mau, aku punya banyak tujuan," sebal Galang menatap Kevin yang mengidikan bahunya acuh.
"Jangan memikirkan ucapan omong kosongnya. Dan juga, aku tidak berbohong. Kamu pasti mempercayai ucapanku, 'kan?" Kevin berucap menatap Zahra yang diam setelah mendengar ucapan teman dekatnya.
"Ya, Pak," balas Zahra menampilkan senyum ramahnya. Tapi, sejujurnya dia mempercayai ucapan Galang. Lantaran, sikap Kevin tadi siang cukup aneh.
Siang. Pukul 10:15.
"Zahra! Aku kangen banget sama kamu," kata Ria seraya memeluk teman dekatnya.
"Aku juga kangen banget sama kamu." Zahra membalas pelukan teman sebangkunya saat sekolah dasar.
"Bagaimana denganku?" tanya seorang pria. Membuat Kevin dan Zahra langsung menatapnya.
"Dean!" teriak Zahra antusias. Dia bahkan berlari mendekati teman laki-laki satu-satunya.
Kevin mengerutkan keningnya, dia ingin tau hubungan Zahra dengan pria yang memakai kaos berwarna hijau tua itu. Kevin membulatkan kedua matanya, melihat Dean yang memeluk Zahra dengan erat. Bahkan mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang sudah lama berpisah. Kevin mengibas-ngibaskan kerah kaosnya, entah kenapa tubuhnya berubah menjadi panas.
"Kapan datang? Kenapa gak bilang sama aku?" tanya Dean masih memeluk Zahra yang terlihat nyaman.
"Tadi pagi. Sebenarnya, ponsel aku hilang. Makanya, nomor kamu gak ada," balas Zahra menatap Dean dengan tatapan cemberut.
Kevin yang melihatnya, lantas menatap ke arah lain. Dia meniup-niup rambut yang menutupi dahinya. "Cemberut? Dia tidak pernah terlihat seperti itu di hadapanku. Tapi, kenapa ... ah ck. Menyebalkan," batin Kevin kesal. Dia tidak melanjutkan ucapannya, lantaran merasa malas saat mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Bring Joy (TAMAT)
General Fiction*** Cerita fiksi ini menceritakan kehidupan pria berusia dua puluh lima tahun yang mempunyai hemophobia sejak usia sembilan tahun. Ketika melihat setetes darah saja, membuatnya mual dan langsung teringat kejadian menyakitkan di masa lalu. Tentunya p...