38. Maaf

19 2 0
                                    

'Penolakan dari orang yang dicintai, membuat dia mempunyai ambisi.'

********

"Terima kasih banyak, Pak," ucap Zahra kepada Kevin yang menganggukan kepalanya.

"Sa--

"Zahra!" panggil Fazar dengan nada cukup tinggi. Zahra dan Kevin lantas menatap pria itu.

"Fazar?" Zahra terlihat sedikit terkejut melihat pria yang berdiri di depan rumahnya.

Fazar berjalan mendekati Zahra dan Kevin. Raut wajahnya terlihat datar. Kevin langsung ingat siapa yang memanggil nama sekertarisnya itu.

"Kamu dari mana? Dinda bilang, kamu tidak kerja." Fazar langsung bertanya, nadanya ingin tau.

"Aku .... " Zahra gugup saat akan menjawab pertanyaan dari Fazar.

Kevin yang menyadarinya. Lantas berucap, "Dia pergi dengan saya."

"Ke mana?" tanya Fazar menatap Kevin dari atas sampai bawah dengan tatapan datarnya. Nadanya juga terdengar dingin.

"Memangnya Anda siapanya Zahra?" tanya Kevin. Kedua matanya menyipit.

Fazar langsung diam.

"Saya tidak bisa mengatakannya, karena Anda bukan siapa-siapanya Zahra," sambung Kevin dengan senyum ramahnya. Namun, nadanya penuh penekanan.

Fazar tersenyum sinis.

"Zahra, ayo! Aku ingin kita bicara, tapi, hanya berdua." Fazar menarik tangan Zahra, dia juga menekan kata terakhir yang dia ucapkan barusan.

Kevin langsung panik. Dia menggeleng cepat dengan kedua mata yang membulat sempurna. Kevin tidak bisa membiarkan Zahra berbicara berdua dengan pria lain, apalagi malam-malam seperti ini.

"TIDAK! TIDAK BISA!" Tanpa sadar, Kevin meninggikan suaranya.

Fazar dan Zahra yang awalnya akan melangkahkan kaki menaiki tangga, lantas membalikan badannya mendengar ucapan Kevin yang seperti membentak mereka.

"Kenapa tidak bisa, Pak?" tanya Zahra heran.

"Ini sudah malam. Kamu pasti lelah karena perjalanan tadi, jadi pergilah tidur. Berbicaranya besok saja," ujar Kevin setelah menemukan alasan yang tepat untuk mencegah mereka.

"Tap--

"Saya dan Zahra tidak akan berbicara lama. Dan juga, sekarang belum terlalu larut malam," balas Fazar yang memotong ucapan Zahra. Dia tersenyum tipis kepada Kevin yang langsung berdecak.

"Tetap tidak bisa. Zahra harus tidur sekarang, saya hanya takut, besok dia akan terlambat." Kevin seolah tidak mau kalah, dan tidak menerima ucapan Fazar.

"Sudahlah. Jangan terlalu mengatur Zahra. Biarkan dia bebas. Dia juga punya kehidupan pribadi, mungkin saja mereka akan membicarakan sesuatu yang penting. Jangan egois," sahut Galang yang daritadi menyimak pembicaraan mereka. Dia tau jika teman dekatnya itu tidak mau Zahra berduaan dengan pria lain. Tapi, seharusnya Kevin sadar diri.

Kevin menghela nafas pelan. Apa yang di ucapkan oleh Galang, memang benar. Tapi, tetap saja. Kevin tidak rela. Dia takut jika pria itu akan melakukan hal buruk kepada Zahra.

"Ayo, pulang!" ajak Galang menarik tangan Kevin untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Sampai jumpa, Zahra!" kata Galang tersenyum ramah kepada gadis yang mengangguk dan membalas senyumannya.

"Sampai jumpa juga, Pak!" balas Zahra membuat Galang menganggukan kepalanya. Namun, Kevin terlihat murung. Pria itu bahkan tidak menatap wajahnya sedikitpun.

You Bring Joy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang