39. Bertemu

14 3 0
                                    


*******

"Saya tau dari buku harian kamu yang tertinggal di sini," ucap Kevin menatap Zahra yang seketika membulatkan kedua matanya.

"Bapak membacanya?" tanya Zahra. Pantas saja, dirinya tidak menemukan buku hariannya. Ternyata tertinggal di sini.

"Tidak. Saya tidak sengaja menjatuhkannya, dan kebetulan terbuka bagian yang kamu tulis tentang keinginan kamu pergi ke pantai itu," jelas Kevin jujur. Ia membacanya karena tidak sengaja terbuka.

"Ya, saya mengerti, Pak," balas Zahra mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Tunggu, berarti kemarin .... " Zahra membuka sedikit mulutnya terkejut. Namun dia segera sadar dan mengenyahkan fikiran yang tidak mungkin.

"Ah, tidak. Saya salah," lanjut Zahra tersenyum malu kepada Kevin yang menatapnya dengan wajah segarnya.

"Tidak. Kamu tidak salah berfikir." Kevin tersenyum manis menatap Zahra yang kembali terkejut.

"Apa?" Zahra ingin meminta penjelasan mengenai ucapan Kevin barusan.

"Sudahlah, lupakan saja," decak Kevin. Gadis itu tidak peka. Zahra diam, dia memilih mengiyakan.

"Satengah jam lagi, kita akan pergi ke rumah Kak Lia." Kevin berdiri dari duduknya. Dia pun berjalan santai menuju kamarnya tanpa menunggu jawaban Zahra.

Zahra tersenyum seraya menundukan kepalanya. Ia peka, namun merasa malu jika terang-terangan. Zahra normal, dia seperti gadis-gadis pada umumnya yang merasa senang karena perlakuan pria yang di sukainya. Meskipun, Kevin melakukannya secara diam-diam. Zahra tidak pernah terfikirkan jika Kevin mengajaknya pergi ke pantai karena keinginannya yang di tulis di buku harian.

********

"Kakak tau kalian sibuk, tapi kakak malah nyuruh kalian berdua datang ke sini. Maafin kakak, ya," ucap Lia merasa tidak enak kepada Kevin dan Zahra yang baru datang.

"Nggakpapa kok, kak. Lagipula, kakak nyuruhnya nggak setiap hari," balas Kevin tersenyum sopan kepada kakak pertamanya itu.

Lia tersenyum lega. Lalu ia menatap seorang gadis yang memakai kemeja panjang dan longgar. "Kakak inget kalo kamu itu mantan babysister, makanya nyuruh kamu sama Kevin jagain Fira. Kamu pasti sibuk, maafin kakak, ya."

"Tidak apa-apa kok, Bu. Lagipula, saya memang ingin mengurus seorang bayi. Soalnya, sudah lama saya tidak melihat bayi," jelas Zahra jujur, dia tersenyum ramah kepada Lia yang mengangguk mengerti.

"Syukurlah kalo gitu. Kamu tenang aja, dua kakaknya Kevin kan punya bayi. Kalo kamu pengen liat bayi, datang aja ke rumah kakak-kakaknya. Mereka bakal senang, soalnya anaknya ada yang jagain," tutur Lia dengan nada bercanda.

"Iya, Bu," ucap Zahra mengangguk paham. Dia juga tersenyum lebar.

"Bu? Panggil kakak aja, kayak Kevin. Bahasanya juga, jangan terlalu formal, santai aja, " suruh Lia menatap Zahra yang tersenyum dan mengiyakan suruhannya.

"Kalo gitu, kakak mau pergi ke supermarket yang ada di depan. Fira lagi tidur, mungkin sebentar lagi  bangun. Kakak juga udah nyiapin susu buat dia. Kamu pasti tau gimana main sama bayi yang baru dua bulan," kata Lia seraya berdiri dari duduknya. Ia tersenyum kepada Zahra yang mengangguk paham.

"Mau aku anter, kak?" tawar Kevin kepada kakaknya yang menggeleng cepat.

"Nggak usah. Kakak pengen jalan kaki. Lagipula deket," jawab Lia masih dengan senyumnya. Ia memang seorang ibu rumah tangga, tapi, penampilannya selalu dia jaga. Lia tidak seperti wanita yang berusia 30 tahun-nan pada umumnya. Dia seperti orang yang baru menikah.

You Bring Joy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang