'Pemikiranku langsung berubah setelah mendengar masa lalumu yang ternyata tidak membahagiakan.'
*******
"Selamat ulang tahun, Pak!" seru Dinda dengan raut wajah ceria. Wanita itu duduk di samping sahabatnya.
"Terima kasih, Dinda," balas Kevin tersenyum tipis.
"Sama-sama" Dinda mengangguk paham.
"Ini hadiah dari kita berdua," ucap Ryan menyerahkan tas berukuran cukup besar kepada Kevin yang langsung menerimanya.
"Terima kasih banyak. Padahal tidak usah repot-repot memberi saya hadiah. Menurut saya, ucapan saja sudah cukup," kata Kevin menggunakan nada ramah.
"Gak repot, kok. Kamu 'kan udah ngasih kita berdua tiket bulan madu. Gak mungkin 'kan, kita gak beri apa-apa saat kamu ulang tahun," balas Ryan dengan nada santai tapi sopan.
Kevin mengangguk pelan.
"Gelang kamu baru?" tanya Dinda baru menyadari ada yang baru di pergelangan tangan sahabatnya.
Zahra diam. Ia bingung harus mengatakan apa.
"Kamu beliin Zahra gelang?" tebak Ryan menatap Kevin yang terkejut.
"Kok tau?" Kevin heran.
"Itu, apa?" tunjuk Ryan ke arah kotak berukuran sedang yang berada di dekat lengan Kevin.
"Ah, ya. Aku lupa membuangnya," kata Kevin yang berubah menjadi gumaman.
"Ehem," goda Dinda kepada sahabatnya yang tersenyum malu-malu.
"Jangan salahpaham. Pak Kevin beliin aku gelang sebagai ucapan terima kasih," timpal Zahra setelah sadar dan harus mengatakannya agar mereka berdua tidak yang tidak-tidak.
"Tidak. Kamu salah. Aku membelikannya karena ingin, bukan ucapan terima kasih," batin Kevin jujur.
"Oh, gitu." Dinda mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kamu habis nangis? Kenapa?" tanya Zahra mengalihkan topik pembicaraan.
Dinda menghela napas pelan. Lalu menatap suaminya dengan tatapan sedih. Ryan malah tersenyum manis. Wanita itu pun menatap sahabatnya. Lalu berucap, "Kalo kamu jadi aku, kamu bakal nangis gak? Dengar suami kamu yang hampir meninggal di masa lalu."
"Aku bakal nangislah. Dulu Ryan hampir meninggal?" Setelah menjawab pertanyaan dari Dinda, ia juga bertanya dengan raut wajah terkejut.
Dinda berdehem menanggapi pertanyaan dari Zahra. "Tuh, kamu dengar 'kan? Zahra juga bakal nangis kalo dengar dulu suaminya hampir meninggal," ucap Dinda menatap suaminya dengan tatapan sebal.
Ryan tersenyum lebar seraya menganggukkan kepalanya.
"Penculikan karena balas dendam seseorang," ujarnya.
"Penculikan? Balas dendam?" tanya Kevin penasaran.
"Jadi, dulu waktu Ryan masih tujuh tahun. Orang tuanya adopsi anak yang seumuran dengannya. Tapi, bukan keinginan orang tuanya. Melainkan seseorang yang mengancam papanya. Tiba-tiba, Ryan diculik, terus dipukul, untungnya ada orang yang nyelamatin Ryan," jelas Dinda dengan nada lirih.
"Dinda, sepertinya aku melupakan sesuatu," ucap Ryan menatap istrinya yang terlihat bingung.
"Papa aku membunuh ayah penculik itu. Makanya dia balas dendam," ujar Ryan membuat mereka yang langsung bertiga terkejut.
"Tahun berapa penculikan itu terjadi?" Kevin ingin tau.
"Dua ribu dua," balas Ryan membuat Kevin menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Bring Joy (TAMAT)
Aktuelle Literatur*** Cerita fiksi ini menceritakan kehidupan pria berusia dua puluh lima tahun yang mempunyai hemophobia sejak usia sembilan tahun. Ketika melihat setetes darah saja, membuatnya mual dan langsung teringat kejadian menyakitkan di masa lalu. Tentunya p...