'Fakta mengejutkan, sekaligus membahagiakan.'
********
"Zahra adikku, atau teman masa kecilnya Kevin," ucap Angga tidak berbohong serius.
"Apa?!" Lia sangat terkejut.
"Tapi, itu tidak mungkin," lanjutnya menatap Angga dengan tatapan tidak percaya.
"Kenapa tidak mungkin? Itu memang kenyataannya, wanita yang menggendong anakmu adalah adikku," ucap Angga dengan nada dan tatapan serius.
Lia menghela nafas pelan. Dia menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya seraya berfikir. Lia tidak pernah terfikirkan jika Zahra adalah orang yang di cari Kevin selama ini. Bagaimana bisa jadi seperti ini? Maksudnya, Zahra tiba-tiba menjadi sekertaris dan art Kevin. Tapi, mereka tidak tau jika di masa lalu pernah dekat. Apa ini yang di namakan takdir? Dan juga, jodoh?
"Saat pertama kali bertemu dengan Zahra. Tidak ada yang aneh dengannya, dia bersikap seperti orang asing pada umumnya. Jadi, kita semua tidak tau jika dia adalah Rara. Mungkin Kevin juga merasa seperti itu, jika dia tau. Pasti akan mengatakannya kepada keluargaku," jelas Lia menatap Angga dengan tatapan serius.
"Aku mengerti kenapa kalian tidak menyadarinya. Kamu tau kenapa Zahra bersikap seperti orang asing pada umumnya?" tanya Angga membuat Lia menggeleng. Raut wajah wanita itu terlihat ingin tau.
"Saat aku dan Zahra akan pergi ke rumah nenek, kita berdua kecelakaan. Untungnya tidak parah, tapi, dari kecelakaan itu. Zahra hilang ingatan, dia tidak mengenaliku dan juga nenekku. Dokter bilang, kepalanya terbentur sangat keras. Jadi, sampai sekarang, dia tidak bisa mengingat seluruh masa kecilnya," kata Angga menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
Mulut Lia sedikit terbuka, kedua matanya juga membola. Wanita itu tidak menyangka Zahra mengalami hilang ingatan. Pantas saja, gadis itu bersikap biasa saja pada keluarganya, apalagi Kevin. Saat itu, Zahra berusia tujuh tahun, pasti samar-samar mengenali Kevin dari sikapnya yang belum berubah dari dulu. Lia yakin, Kevin tidak tau jika Zahra adalah Rara, wanita yang membuatnya belum menikah sampai sekarang.
"Kamu tidak memberitahunya tentang Kevin dan kejadian itu?" tanya Lia penasaran.
Angga menggeleng seraya menghela nafas kasar. Pria itu pun menjawab, "Nenekku melarangku untuk memberitahu tentang Kevin, apalagi kejadian itu. Bahkan, Nenekku mengubah nama panggilannya dan tidak boleh menyebut Zahra dengan sebutan Rara."
Lia mengangguk-anggukan kepalanya paham. Ia kembali bertanya, "Sekarang kamu sudah tau, kamu akan mengatakannya kepada Zahra?"
"Aku pasti akan mengatakannya. Jika aku mengatakannya sekarang, dia pasti akan sangat terkejut." Angga sudah memikirkannya beberapa menit yang lalu. Ia menyayangi adiknya, dia tidak mau Zahra menyalahkan dirinya sendiri.
"Aku boleh meminta sesuatu sama kamu?" tanya Lia menatap Angga dengan tatapan ragu-ragu.
"Apa?" Angga mengerutkan keningnya, dia ingin tau.
"Tolong jangan mengatakannya kepada Zahra dan juga Kevin." Tatapannya terlihat memohon.
"Kenapa?" tanya Angga bingung.
"Aku akan mengatakannya kepada Mama. Jadi, tolong rahasiakan kebenaran ini." Ucapan Lia membuat Angga membulatkan kedua matanya.
"Tidak! Lia jangan mengatakannya kepada Mama kamu. Kamu ingin hubungan Kevin dan Zahra berakhir seperti kita?" tanya Angga menatap Lia yang langsung menggeleng pelan.
"Biarkan mereka bahagia. Aku yakin jika Mama kamu tau tentang ini. Dia pasti akan memisahkan Kevin dan Zahra. Kamu lupa? Kita berpisah karena Mama kamu. Mama kamu gak suka sama aku setelah Kevin mempunyai hemophobia. Dan, Mama kamu menyalahkan aku dan juga Zahra," sambung Angga dengan nada serius. Lia menundukan kepalanya seraya berfikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Bring Joy (TAMAT)
General Fiction*** Cerita fiksi ini menceritakan kehidupan pria berusia dua puluh lima tahun yang mempunyai hemophobia sejak usia sembilan tahun. Ketika melihat setetes darah saja, membuatnya mual dan langsung teringat kejadian menyakitkan di masa lalu. Tentunya p...