"Besok tanggal penentuan sidang kan? Jadi cepet, kita bisa ke pengadilan negeri." Ucap Satria antusias.
Deira hanya melihat Satria enggan, sambil terus mengunyah popcorn yang ia bawa.
"Ngapain sih?" Deira membalas, penglihatannya fokus ke layar televisi besar yang menampilkan film zombie.
"Bagi dong popcorn nya." Tangan Satria terulur.
Deira menyerahkan bungkus popcorn itu ke arah Satria,"Jawab dulu pertanyaannya." Deira menarik kembali bungkus popcorn sebelum Satria menggapainya.
"Mau lihat sidang," Ucapnya antusias lagi.
Deira menoleh ke arah Satria,"Sidang apa? Emangnya ada sidang terbuka?" Tanyanya serius,"Ada kasus apa sih yang lagi trending?"
Satria menoyor kepala Deira, membuat empunya memicingkan mata."Makanya punya hp canggih buat update berita." Sindirnya,"Malah sibuk ngegalau si Alpat itu."
"Pengen jahit tuh mulut lama-lama". Gerutu Deira, sedangkan fokusnya ke ponsel yang ia pegang sekarang ia sedang mengetik sesuatu.
Satria menutup mulut dengan kedua tangannya,"Emang kenapa sih mulut aku," Ucapnya waspada.
"Suka bener omongannya, risih tau gak." Deira terkejut, dengan artikel berita yang baru saja ia baca."Besok Senin, gila sidang putusan penyelundupan narkoba." Deira membaca artikel itu,"Harus datang ini kasus yang membuat heboh pada masanya."
Satria tersenyum simpul,"Kamu tau jaksa yang menangani kasus ini?"
Deira menggeleng,"Di artikel nggak ada." Ucapnya, ia bahkan membaca artikel tersebut dua kali. Memastikan mungkin ia melewatkan bacaan di artikel.
"Arman, dia jaksa penuntut nya."
"Arman?" Deira masih berpikir,"Arman siapa? Sepertinya tidak asing, siapa yaa?" Deira memastikan, nama yang baru saja di sebut Satria itu.
Satria merogoh ponsel yang berada di saku bajunya,"Yang ketemu pas tadi makan siang." Satria menjulurkan ponsel itu ke arah Deira, layar pipih itu menampilkan potret seorang laki-laki.
Deira mengingat, laki-laki yang tersenyum simpul kepadanya tadi siang, laki-laki yang katanya teman akrab dari Satria.
"Ganteng juga," Ucap Deira tak sadar.
Satria mengulum senyum,"Lah tadi malah ketemu langsung." Ledek Satria.
"Nggak terlalu fokus." Gerutunya, ia menyesali kenapa tak berkenalan dengan jaksa ganteng ini.
Satria menarik kembali ponselnya,"Kabar baiknya," Ia kembali menampilkan post Instagram miliknya.
Iam_hero
Kerja lembur bagai quda
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...