Pagi ini Al-Fath datang ke rumah Deira, namun sebelum ia turun dari mobil. Penjaga rumah datang menghampiri dirinya, ia mengatakan bahwa Deira dan kedua orang tuanya pergi sejak tadi pagi.
"Deira kemana?" Tanya Al-Fath
"Nona Deira, pergi sejak tadi pagi. Dijemput sama mas Satria." Jelasnya pada Al-Fath.
Mendengar jawabannya Al-Fath menyesal, untuk apa Deira dan Satria pergi sejak pagi.
"Pak Anas dan Istrinya?"
"Tuan mengantarkan nyonya terapi."
Setelah mengucapkan terima kasih, Al-Fath kembali melajukan mobilnya. Ia seperti kehilangan arah, sejak kejadian kemarin Deira datang ke kantornya. Al-Fath merasakan jika apa yang dikatakan Deira benar adanya.
Untuk Mira, Al-Fath sendiri tidak tau. Bahkan ia juga belum bertemu Mira setelah insiden kemarin. Dan yang paling dibenci oleh Al-Fath, kedekatan Deira dan Satria semakin menjadi.
Al-Fath memutuskan untuk menyalakan radio di mobilnya, setidaknya ia tidak akan merasakan kesepian dalam perjalanan.
*****
"Deira?" Panggil seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
Deira mengangguk lalu tersenyum, dan menghampiri wanita itu untuk memeluknya."Saya mohon maaf merepotkan Anda sekalian." Ucapnya, karena memang mereka datang berdua.
"Silahkan duduk," Deira mempersilahkan untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan di VIP Room Wood Table.
"Jadi apa benar, kecelakaan Imel itu direncanakan?" Laki-laki yang bersama dengan wanita itu bertanya.
Deira mengangguk,"Saya berpikir seperti itu." Lalu ia memutar rekaman.
Sepasang suami-istri itu terkejut, ia tak menyangka putri mereka harus pergi dalam keadaan yang mengenaskan.
"Astaga!" Mereka berdua sampai kehabisan kata-kata.
"Saya harap anda mau bekerja sama dengan saya untuk membuat Mira mendapatkan hal yang setimpal atas kejahatannya." Deira mematikan rekaman.
"Itu semua salahku." Sang wanita menyalahkan dirinya sendiri, jika dirinya tidak memilih Imel dan membawa Mira maka semua tidak akan pernah terjadi.
Deira menggeleng,"Mira, dia seorang psikopat, jadi semua bukan salah anda."
Tak lama Satria masuk ke dalam ruangan, Deira memperkenalkan Satria pada orang tua angkat Imel.
"Saya menemukan bukti, bahwa sebelum kecelakaan mereka berdua sempat bertemu." Lalu Satria memutar rekaman yang ia cari setelah bertemu dengan Laras.
Didalam rekaman itu terlihat bahwa Imel dan Mira memasuki area restoran bersama. Tak lama, mereka berdua keluar dari restoran. Namun yang terlihat, seperti mereka sedang beradu pendapat. Yang paling menonjol adalah, Mira marah pada Imel dengan tingkah yang menjadi-jadi. Sedangkan Imel ia hanya mencoba untuk menenangkan Mira, karena mereka berada di parkiran saat itu.
"Saya akan meminta untuk kasus kecelakaan Imel kembali dibuka." Laki-laki yang mengaku ayah Imel membuka suara, meskipun hanya anak adopsi namun pasangan itu sangat menyayangi Imel."Bantu kami mendapatkan keadilan untuk Imel."
"Kami turut berduka atas kecelakaan yang menimpa Mama kamu." Deira tersenyum saat tangannya di genggam.
"Meskipun sulit, kami akan membantu. Saya pikir, akan ada banyak pihak yang terlibat dalam kasus ini." Satria mewanti-wanti, lalu ia permisi menghubungi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...