Seminggu setelah kejadian itu, baik Deira maupun Al-Fath mereka bahkan belum bertemu kembali. Setidaknya hal baik untuk Deira saat ini, sambil perlahan mencoba menyembuhkan luka hatinya.
Hari Minggu memang yang terbaik untuk Deira, adalah bermalas-malasan di rumah.
Sekantong kripik kentang menemani Deira yang tengah bersantai, menonton film terbaru dari salah satu aplikasi.
"Duh anak cewek, Minggu begini malah malas-malasan dirumah." Terdengar suara Tasya, Mama Deira dari arah belakang sofa yang ia duduki.
"Ya kan libur ma." Deira masih fokus melihat film, dan mulut yang penuh dengan kripik.
Tasya duduk di sofa samping Deira,"Mama mau bilang, kita akan kedatangan tamu."
"Siapa?"
"Anaknya teman Papa kamu". Jelas Tasya pada putrinya,"Dia akan menginap dan tinggal dengan kita, mungkin dua minggu atau sebulan gitu."
Deira menatap Mamanya dengan tatapan yang sulit diartikan,"Itu menginap apa numpang hidup?" Cibir Deira, lalu ia kembali menyuapkan kripik kentang ke dalam mulutnya.
Tasya gemas ia memukul lengan Deira, hingga empunya mengaduh karena rasa panas yang tiba-tiba menjalar.
"Sakit ma," Gerutu Deira sambil menggosok lengannya.
"Gak sopan," Tegur Tasya pada sang anak,"Jangan begitu sama tamu."
Deira mengernyit,"Ya kali ma, nginep lama bener. Kan ada kosan ada kontrakan juga."
"Ceritanya panjang sayang, dia baru pulang dari tempat kerjanya dulu di Thailand. Dan juga apartemen yang ia beli masih dalam masa sewa, sewanya baru berakhir tiga minggu lagi, belum nanti renovasi nya masih lama juga."
"Terserah," Gumam Deira.
Suara bel rumah berbunyi, dengan segera Tasya menuju ke sumber suara.
***
Deira hanya bisa diam membeku, ia terus mengamati seorang wanita yang duduk di hadapannya sekarang. Ia pernah merasa melihat wanita itu tapi dia tak yakin dimana."Jadi, Mira ini Deira anak om." Deira hanya menganggukkan kepala sekilas. Dengan pikiran yang masih berjalan-jalan entah kemana. Ia hanya merasa de javu.
"Semoga betah, tinggal disini. Semoga cepat akrab juga sama Deira apalagi kalian seumuran." Tambah Mama Tasya.
"Iya Tante," jawab Mira singkat.
"Dee, antar Mira ke kamar tamu. Sekalian juga kalian kenalan, biar makin akrab." Perintah Anas pada putrinya.
"Iya Pa," Deira segera berdiri, ia menunjukkan letak kamar yang akan digunakan oleh Mira selama ia tinggal di rumah keluarga Deira.
"Makasih Deira."
Deira mengangguk,"Sama-sama." Deira hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Namun hasrat ingin taunya lebih besar, jadi ia mengurungkan niatnya.
"Apa kita pernah ketemu sebelumnya?" Tanya Deira penasaran, membuat Mira bahkan kaget.
"Entahlah, tapi sepertinya tidak. Mengapa?"
Deira menggelengkan kepala,"Oh, mungkin aku lihat orang yang mirip sama kamu," Lugasnya.
"Oh, mungkin saja." Mira kembali membereskan isi kopernya.
Deira terus mengamati kegiatan Mira,"Nama lengkap kamu siapa?"
"Mira Larasati."
Deira terdiam ia pernah mendengarkan nama yang juga tak asing baginya, untuk itu dia duduk di atas ranjang, dengan mata terus mengamati gerak-gerik Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...