"Papa aku malu." Kata Rydan yang bersembunyi dibalik lengan sang ayah.
Al-Fath pun berjongkok menyeimbangkan tingginya dengan sang putra sulung. Putra sulungnya memang memiliki sifat pemalu, ia lebih suka belajar di rumah daripada harus bermain dengan anak seusianya.
"Barengan sama Papa aja, kita berikan ucapan selamat pada Mama dan Bunda Zara."
Akhirnya Rydan pun mau mengucapkan selamat dengan baik ke podium di temani oleh Papa nya. Acara hari ini adalah pembukaan butik milik Deira hasil kolaborasi dengan Zara.
Menaiki podium tersebut, Al-Fath mengucapkan selamat pada sang istri atas pencapaian yang ia lakukan. Begitupun juga dengan Riedan yang memberikan selamat pada Mama dan Bunda Zara nya.
"Tumben dia mau ngomong." Deira berbisik pada Al-Fath yang baru saja turun dari podium dan kembali duduk di sebelah Deira.
"Ada rahasianya." Ucap Al-Fath angkuh.
"Apa?" Deira sangat paham sekali dengan watak sang putra yang kini berusia sembilan tahun, dia memang tipe yang sangat pendiam dan cuek.
"Rahasia."
Deira berdecih, suaminya memang benar-benar suka sekali membuat dirinya jengkel."Ngomong-ngomong, terima kasih ucapan selamatnya."
Al-Fath mengangguk,"Tapi nggak gratis."
Deira menggeleng setelah mendapat kerlingan dari sang suami, jiwa bisnis nya memang sudah mendarah daging. "Nanti di rumah." Deira membalas mengerling pada Al-Fath.
***
Mereka bertiga bersama berjalan memasuki rumah, selesainya acara pun lebih larut malam karena banyak tamu yang di undang dan datang ke acara itu."Rydan!"
Panggilan dari Deira membuat Rydan menghentikan langkah kakinya yang memang lebih dulu berjalan daripada ke dua orang tuanya.
Deira pun mendekati sang putra,"Terima kasih ya sayang, mama suka dan bahagia sekali mendapatkan ucapan selamat dari anak gantengnya Mama." Lalu Deira pun memeluk Riedan.
Rydan tampak membalas pelukan dari ibunya,"Aku juga suka, dan bahagia kalau mama suka."
Deira melepaskan pelukannya, ia pun menatap sang putra lalu mencium kedua pipinya, "Terima kasih."
"Hadiah untuk Papanya Rydan?" Al-Fath mendekat pada sepasang ibu dan anak yang tengah menciptakan momen kebersamaan.
"Aku akan mengganti baju Rydan terlebih dulu, dia sudah mengantuk." Deira pun menaiki tangga, mengantarkan Rydan ke kamarnya diikuti oleh Al-Fath.
Sekitar sepuluh menit, Deira sudah kembali ke kamar utama. Al-Fath pun juga sudah berganti baju tidur.
"Rydan sudah tidur?"
Deira mengangguk, ia menutup pintu kamar, lalu berjalan menuju meja rias untuk membersihkan riasan yang menempel di kulit wajahnya.
Gerak-gerik Deira tak luput dari pandangan Al-Fath semenjak tadi, dia sibuk mengagumi keindahan sang istri dari pantulan kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...