Terjebak dalam kemacetan, membuat Deira bertambah emosi. Semenjak tadi ia sibuk membunyikan klakson, namun seakan kondisi di depan sana memang tak membuat dirinya pantang menyerah.
Deira keluar dari mobil, ia meninggalkan mobilnya terjebak di dalam kemacetan. Biarlah nanti mobilnya di derek oleh petugas dari dinas perhubungan, tujuannya sekarang adalah segera bertemu dengan Mira. Ia berlari, hal itu tak menjadi masalah, titik kemacetan dengan kantor Al-Fath mungkin berjarak hanya lima belas menit.
Peluhnya sudah menetes, Deira dengan keyakinan penuh. Ia terus berjalan melewati padatnya kendaraan yang sama dengannya terjebak kemacetan karena perbaikan jalan.
Memasuki area perkantoran Al-Fath, Deira meraup oksigen sekuatnya. Kakinya kebas, keringatnya bercucuran membasahi dahi. Bahkan kemeja putih yang ia kenakan sudah tampak sangat kusut.
Melangkahkan kaki, di Lobi seketika hawa dingin yang berasal dari air conditioner menyergap kulitnya. Banyak orang yang menyapa dirinya, namun ia enggan berbasa-basi saat ini.
"Aku mau tau di divisi mana Mira Larasati bekerja?" Tanya Deira pada resepsionis.
"Sebelumnya ada yang bisa dibantu?" Resepsionis itu mencoba ramah pada Deira.
"Ada hal yang ingin aku katakan pada dia," Ucap Deira dengan nada terburu.
Karyawan lain menyaksikan Deira, tampak mereka berbisik mengatai Deira putus asa karena Al-Fath lebih memilih Mira.
Deira tak sabaran, ia merebut tablet yang memuat informasi para pegawai kantor. Lalu ia juga mengambil ID card untuk membuka slide door, yang memang hanya bisa di buka oleh pegawai ataupun tamu yang memang sebelumnya sudah membuat janji.
Deira berlari menuju lift karena petugas resepsionis mengejar dirinya, meskipun mereka sudah saling mengenal. Menurut informasi yang ia dapat, Mira bekerja di divisi keuangan. Ia sudah hapal letaknya dimana, maka dengan keyakinan dan tekad yang sudah bulat. Ia terus melangkahkan kakinya menuju divisi keuangan.
"Bu Deira," Sapa pegawai lainnya yang memang bekerja di divisi keuangan, mereka semua hampir mengenal Deira.
"Aku mau bertemu dengan Mira, dimana dia?" Ia bertanya dan tampak memandang dimana Mira berada saat ini."Di ruangan Al-Fath?"
Pegawai itu terkejut,"Bukan, Mira saat ini sedang mengikuti rapat, Anda bisa...."
Belum selesai pegawai itu berbicara, Deira sudah menuju ke ruangan tersebut. Ruangan tampak tertutup, meskipun harus membuat keributan hari ini tidak masalah pikirnya. Setidaknya ia harus menyeret Mira dan membawanya ke kantor polisi, mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia perbuat.
Ia mengetuk pintu dengan gedoran, lebih cepat lebih baik. Tak lama Lena, sekertaris Al-Fath keluar dari ruangan. Ia tampak terkejut, melihat Deira yang dengan tampang acak-acakan berdiri di depan pintu ruang rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...