The Last Leaf || Part 9. Satria Ahmad✓

11.8K 785 4
                                    

Deira bengong, apalagi setelah melihat orang yang dengan santai duduk bersama dengan Papanya di ruang tamu.

"Deira kesini! kalian pasti udah saling kenal." Panggil Anas pada Putrinya yang baru saja turun dari lantai dua hendak pergi bekerja.

"Kemarin kamu ikut rapat?"

Deira menggeleng,"Dee, sibuk banget asal Papa tau."

Anas terkekeh mendengar pernyataan Deira, bahkan putrinya baru pulang dari Samarinda.

"Duduk sini?" Anas menepuk, sisi sofa kosong di sampingnya."Satria akan bergabung dengan firma hukum kita, dan mulai hari ini dia bekerja." Jelas Anas pada Deira.

Deira mengernyit,"Bukannya langsung ke kantor, tapi kenapa dia malah ke rumah Pa?"

"Papa yang minta."

"Untuk?" Mata Deira memicing, seperti ada yang di sembunyikan oleh Papa nya.

"Sudahlah aku mau berangkat" Ucap Deira, lalu ia mencium tangan Papa nya.

"Barengan aja sama aku!" Terdengar suara seseorang dari belakang Deira, dan itu jelas Satria.

Deira berhenti berjalan lalu ia menatap Satria, "Nggak, Terima kasih, dan juga gak ada niat untuk nebeng." Deira menolak langsung tawaran dari Satria.

Deira membuka pintu mobilnya, beberapa detik pintu itu kembali menutup sebelum Deira masuk. Karena dorongan dari Satria.

"Apaan sih maunya?" Deira menyilangkan tangannya.

"Kamu bareng sama aku."

"Nggak tertarik." Deira mengibaskan tangan, "Udah pergi-pergi, aku mau berangkat, telat nanti." Ia melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan.

"Kamu nggak liat ban kempes?" Tunjuk Satria, pada ban belakang mobil Deira yang memang sudah kempes.

"Ha?" Deira melongo,"Ini pasti ulah mu!?" Tuduhnya pada Satria.

Satria menggeleng,"Gak baik suudzon, aku datang aja udah kempes begini." Satria menendang ban mobil Deira yang memang sudah kempes, mungkin sebelum ia datang.

"Ck, yaudah ayo berangkat." Deira berdecak kesal.

"Tawarannya udah hangus." Satria berjalan menjauh dari Deira, ia berjalan menuju mobilnya terparkir.

Deira sudah bersiap, mengangkat tas kerjanya melayang untuk menggeplak Satria.

"Sabar-sabar," Ucap Deira, mengelus dada. "Jangan sampai membuat masalah, di pagi hari yang cerah ini Deira." Ucapnya pada diri sendiri.

Sedangkan Satria cengengesan, melihat Deira saat ini.

"Masa bodoh, lebih baik order taksi online, atau pinjam mobil Papa." Deira bergumam, lalu mengeluarkan smartphone nya.

"Ngambek?"

Mata Deira memicing di goda Satria, benar-benar manusia ini. Pagi-pagi sudah menghabiskan stok kesabarannya.

"Ck, yuk berangkat," Satria merebut smartphone Deira, lalu membawanya.

Mau tak mau Deira akhirnya mengikuti langkah Satria.

"Kamu memang selalu menyebalkan seperti ini ya?"

"Tidak juga," Satria berjalan menuju pintu kemudi, "Tergantung suasana." Lalu ia tertawa, melihat Deira memutar bola matanya.

Satria dan Deira masuk ke dalam mobil, memasang sabuk pengaman.

"Ada info penting."

"Apa?"

The Last Leaf (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang