Zara menatap datar wajah sahabatnya, jet lag nya menguap sudah. Kedatangan Deira yang tiba-tiba di hari minggu pagi ini membuatnya merasa jengkel. Tak berbeda dengan Zara begitupun Adam, ia merasa jengkel juga dengan Deira. Yang sudah membuat keributan di pagi yang indah disaat ia hanya ingin bermalas-malasan dengan istri cantiknya.
Padahal sepasang pengantin baru itu baru saja tiba tadi malam, setelah berbulan madu di negeri gingseng.
"Jadi mau kamu apa sih Dee?" Tanya Zara pada Deira.
Deira melipat kedua kakinya keatas sofa, memang benar-benar Deira sudah menganggap rumah itu rumahnya sendiri.
"Bang Al-Fath." cicit Deira.
Zara melipat kedua tangan nya, menghirup udara dengan kesal. Benar-benar masalah antara abang dan sahabatnya selalu membuat kepalanya berdenyut.
Adam datang lalu duduk di samping Zara, tangan kanannya merangkul sayang pundak istrinya."Udah ada kemajuan Dee?" Tanyanya pada Deira.
Deira memicing, sungguh ia merasa iri dengan kemesraan Adam dan Zara."Bisa nggak sih mesranya di tunda nanti," ia menggerutu.
"Kamu sih Dee, udah tau pengantin baru malah di ganggu. Zara nggak boleh banyak pikiran kata dokter. Bener kan sayang?" Ucap Adam setelah mengomel pada Deira, dan bertanya pada Zara istrinya.
"Kamu hamil Za?, Pernikahan kalian baru aja. Belum ada satu bulan, kalian nggak__"
Belum saja Deira menyelesaikan ucapannya bantal sofa sudah melayang menimpa wajah cantiknya.
"Mulutnya kalau ngomong yaa!" sela Zara.
Wajah Deira kesal, di lempar bantal sofa oleh Zara. Jika saja Adam tidak ada disamping Zara sekarang, mungkin akan terjadi perang bantal sofa. Bodoh jika Deira menyerang Zara sekarang, yang ada ia kalah. Dua lawan satu mana adil, pikirnya.
Deira mendengus kesal, tangannya meraih tas yang ia letakkan di atas meja kaca. Ia berdiri membenarkan bajunya,"Yaudah deh aku mau pulang aja, mau tidur daripada jadi nyamuk. Bye pengantin baru." Deira melambaikan tangan, pamit pada tuan rumah.
"Ngambek dia." Zara terkikik melihat tingkah Deira.
Adam hanya bisa menggeleng, melihat tingkah laku sahabat istrinya itu. Tapi mereka juga bersyukur Deira cepat pergi dari rumah mereka.
🍃🥀🍃
"Memang ya kalau jodoh itu kelakuannya ada aja yang sama," cibir Zara.
Al-Fath hanya mendengus kesal mendengar ocehan Zara. Ia tetap merentangkan tangan di sofa dengan mata terpejam.
"Siapa jodohnya siapa?" Adam datang, ia membawa camilan dari dapur. Lalu ia ikut duduk di di samping Zara.
"Bang Al-Fath dan Dee," jawab Zara sekenanya, lalu kembali fokus ke film yang ia tonton lagi.
"Anissa kemana?"
"Anissa di rumah mamanya, besok siang baru pulang ke sini." Jawab Adam.
"Abang kenapa sih? Deira juga, kalian berdua tuh aneh tau," Tanya Zara penasaran.
Al-Fath menegakan punggungnya ia menatap Zara,"Deira dari sini?"
Zara dan Adam mengangguk bersama.
"Dia bilang apa sama kalian."
"Nggak ada."
"Bohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...