The Last Leaf || Part 32. Jealous✓

13.2K 804 29
                                    

Hari Sabtu yang cerah, Deira meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Ia akan melakukan lari pagi di sekeliling kompleks perumahan.

Setelah beberapa putaran, Deira memutuskan untuk kembali pulang. Lagipula sinar matahari juga semakin mulai panas. Kecepatan lari Deira berkurang, disaat ia melihat Arman menyenderkan tubuhnya pada mobil.

Deira menghampiri Arman, yang tersenyum sumringah ketika melihat dirinya mendekat.

"Kenapa nggak tunggu di dalam?" Deira terheran, biasanya Arman akan langsung mengetuk pintu rumah, sembari menunggu dirinya yang tengah bersiap ia bermain catur dengan Papanya.

"Cuma sebentar." Lalu ia mengambil sebuah paper bag yang berlogo sebuah brand ternama. Arman menyerahkan itu pada Deira.

Deira menerima pemberian Arman.

"Dari Mama, dipakai untuk nanti malam." Jelas Arman.

Deira sedikit mengintip pada barang yang diberikan oleh Arman,"Nanti malam kemana?"

Arman sedikit gelisah, ia bingung mengatakannya pada Deira."Aku ingin mengajak kencan, makan malam berdua. Mau kan?" Tanyanya memastikan.

Deira hanya bisa menahan tawanya, Arman lucu sekali disaat gugup."Oke, jam berapa?"

"Nanti aku jemput jam setengah tujuh malam, dandan yang cantik."

Pipi Deira bersemu merah mendengar gombalan Arman,"Oke jam setengah tujuh, kamu beneran nggak mampir dulu?"

Arman menggeleng, ia mendekati Deira lalu mengecup pelipisnya sekilas."Aku harus menemani Mama, cari tempat buat arisan." Arman memberikan alasan.

Deira yang jantungnya berdegup kencang karena ulah Arman pun hanya bisa mengiyakan dengan anggukan. Setelah mobil Arman menjauh pergi, Deira menyentuh dadanya yang masih berdebar.

***

"

Nanti ikut bunda yaa," Rayu Nuril pada putranya yang sedang duduk sambil memberikan makan ikan di kolam.

Al-Fath mengerutkan dahi biasanya bundanya akan selalu berpergian dengan sang ayah, tapi mengapa hari ini dia diajak.

"Kemana?"

"Teman arisan bunda, mengundang bunda untuk hadir di tunangan putranya." Jawab Nuril semangat.

"Nanti aku sendirian dong, ibu-ibu semua." Al-Fath berasalan," Sama ayah aja," Pintanya.

Nuril cemberut mendengar penolakan dari anaknya,"Ayah kamu sudah ada janji, dia ada acara sendiri sama bapak-bapak kompleks nanti malam." Gerutu Nuril,"Sama kamu aja yaa?" Mohon Nuril pada anaknya.

"Tapi"

"Nanti bunda kenalin ke anaknya teman bunda deh," Nuril tetap merayu.

"Nggak usah, aku udah punya calon sendiri."

"Siapa? Mira?" Nuril dengan nada meledek Al-Fath.

"Kok Mira!"

Nuril mengendikan bahu,"Ya Nggak tau, pokoknya kamu harus ikut bunda nanti. Titik! udah bunda mau siap-siap. Membantah! Bunda masukkan lagi ke kandungan Mau?" Nuril pun berlalu meninggalkan Al-Fath.

Mau tak mau, Al-Fath akan ikut bundanya hari ini. Daripada ia kena omel yang tak akan berhenti sebelum tujuh hari tujuh malam jika ia menolak permintaannya.

***

"Mama mau kemana?" Tanya Deira yang melihat kedua orang tuanya tengah bersiap mengenakan baju pesta semi formal.

The Last Leaf (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang