The Last Leaf || Part 21. Disregard✓

11K 625 7
                                    

Play Mulmed : Experience - Ludovico Einaudi
Rasakan sensasi mendengarkan musik saat membaca per adegan. Happy Reading....

____________________________________

Satria berkacak pinggang, melihat tingkah Deira yang hampir tiga hari ini terus melamun. Dan ia tau tanpa Deira berbicara ataupun bercerita. Semuanya pasti gara-gara si Al-Fath itu.

"Sampai kapan kamu mau terus begini?" Tanya Satria dengan nada meledeknya.

Deira hanya memicingkan mata, dengan tatapan membunuh miliknya.

"Besok kita ketemu sama klien, dia minta ketemuan di restoran Wood Table, perbaiki mood kamu. Sudah tiga hari begini." Satria berdecak kesal,"Laki-laki nggak cuma Al-Fath," lalu Satria pergi dari ruangan Deira.

Baiklah, Satria saat ini kesal dengan Deira. Benar memang apa yang dikatakan Satria, Ia hanya ingin berpikir jernih. Pikirannya sedang mensugesti hatinya untuk segera menghapus, membuang, bahkan memblokir perasaannya pada Al-Fath.

Deira berulang kali menghembuskan napasnya, ia menenangkan hatinya. Ia saat ini benar-benar akan bertekad. Dengan segera ia menyalakan ponselnya, jemari lentiknya sibuk mengetikkan huruf pada layar pipih itu.

Nama Al-Fath diketemukan pada daftar kontaknya, dengan langkah pasti dan cepat sebelum dirinya lagi-lagi plin-plan, Deira memblokir dan menghapus nomor milik Al-Fath.

Deira tersenyum puas, bahkan perasaannya lebih baik daripada sebelumnya. Mengapa hal ini tidak ia lakukan dari kemarin saja, pikirnya.

Deira dengan setelan formalnya, melangkahkan kaki menuju ruang Satria.

"Sat...Satria," Panggilnya, saat kepalanya menyembul dari pintu.

Satria mendongak mendengar panggilan, ia bahkan bengong sepersekian detik. Beberapa saat lalu muka Deira benar-benar menyebalkan, tapi saat ini dia bahkan dengan senyuman sumringah berdiri di antara pintu. Satria bergidik ngeri, apakah Deira sepupunya ini mengidap kelainan jiwa.

"Ish malah bengong." Deira masuk ke ruangan Satria, lalu duduk di sofa.

"Ada apa kesini?" Satria ikut duduk di sofa.

Deira mengendikan bahu,"Pengen aja." Jawabnya singkat, ia mengamati ruangan Satria."Membosankan," Gumamnya.

"Membosankan," Gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bisa mendengarnya."

Deira nyengir kuda,"Bercanda." Katanya,"Jadi bisa kita bicarakan mengenai klien kita besok."

Satria mengangguk mengiyakan, lebih cepat lebih baik dalam mengatasi masalah klien nya besok.

****
Keesokan harinya.....

Hati Al-Fath merasakan tidak tenang beberapa hari ini, setelah ia berbicara dengan Deira. Batinnya mengatakan untuk segera meminta maaf pada gadis itu.

Namun logikanya terus menolak, apa yang ia lakukan sudah benar. Untuk apa dirinya meminta maaf, yang ada Deira malah besar kepala nanti. Dan berusaha kembali mengejar-ngejar dia seperti kemarin.

The Last Leaf (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang