Al-Fath terbangun dari tidur nya, melirik jam dinding sudah pukul dua belas lebih empat belas menit. Ia mengalihkan posisi menghadap sang istri.
"Kamu belum tidur?" Tanya Al-Fath sembari mengerjap. Ia dengan mata sayu, melihat Deira yang masih sibuk menonton serial drama dari ponselnya.
"Nanggung tinggal 4 episode," Jawab Deira, dengan mata yang masih fokus menatap layar ponselnya.
"Ini sudah jam dua belas lebih, apa sih yang di tonton sampe segitunya?" Ucap Al-Fath kesal.
"Endingnya belum ketebak, aku masih penasaran. Mana nyebelin semua tetangga apartemen nya."
Al-Fath menegakkan badan, ia merebut ponsel milik istrinya. Membuat Deira seketika cemberut.
Al-Fath pun memeriksa ponsel Deira,"Jadi ini yang buat kamu bergadang?" Sambil menunjuk video yang masih berputar.
Deira mengangguk,"Pemeran utamanya ganteng, suami-able banget." Dengan mata berbinar Deira menceritakan pada suaminya itu.
"Jadi kamu suka?"
Deira mengangguk semangat, drama Korea rekomendasi dari Zara yang notabene sahabat sejati dan adik iparnya itu memanglah terbaik.
"Kalo aku suami-able nggak?"
Deira menatap Al-Fath,"Kamu cemburu?" Ia bertanya
"Nggak,"Al-Fath mengelak."Pasti Zara kan, yang ngasih rekomendasi nonton kayak begini." Al-Fath malah uring-uringan.
Seakan bodo amat dengan mode uring-uringan Al-Fath, Deira memposisikan dirinya nyaman di atas ranjang sembari membenarkan selimutnya.
"Aku ngantuk," Ucapnya sambil menatap lekat mata Al-Fath yang sama-sama sayu karena mengantuk.
Mereka berdua akhirnya memilih untuk tidur dengan berpelukan.
****
Semenjak bangun tidur, Deira hingga sekarang tak lepas dari ponselnya. Akhir pekan ini, baik Deira dan Al-Fath sepakat akan tetap berada di rumah. Apalagi Zara baru saja menghubungi bahwa ia dan suaminya tak lupa juga Anissa akan datang ke rumah mereka berdua."Diem aja dari tadi?" Deira berjalan mendekati Al-Fath yang duduk sambil membaca berita terbaru dari iPad miliknya.
Al-Fath tetap diam, seakan ia tak menggubris perkataan Deira. Ia malah lebih fokus membaca artikel.
Deira mendengus kesal, tak ada ide lain. Ia tau suaminya sedang ngambek sekarang, karena ia belum menjawab pertanyaan tadi malam.
Deira memeluk suaminya dari belakang,"Penting ini ya daripada aku?" Bisiknya pada Al-Fath, Deira lalu mengecup pipi suaminya."Jawabannya, Al-Fath Putra Haydar yang paling suami-able buat Deira Anastasya."
Al-Fath sendiri merasakan geli, ia ingin tertawa seketika mendengar jawaban Deira. Tapi gengsi nya sangatlah tinggi.
"Buktinya?"
Deira melepaskan pelukannya, ia merebut iPad yang ada di tangan Al-Fath. Deira pun duduk di pangkuan sang suami.
"Buktinya aku disini," Lalu ia bergelayut manja, sambil memeluk leher suaminya.
"Manja banget sih," Al-Fath mengelus rambut panjang sang istri.
"Tapi aku nggak suka, saat nonton Drakor diganggu sayang." Gumam Deira, yang bersembunyi di ceruk leher suaminya.
"Udah malam kan waktunya tidur." Jawaban rasional dari Al-Fath, jika ia ikut mendumal sudah dijamin pasti Deira malah akan lebih uring-uringan dan itu berakibat fatal untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...