The Last Leaf || Part 31. Propose You✓

12.1K 730 33
                                    

Kedatangan Arman dengan kedua orang tua dan saudaranya secara tiba-tiba, sukses membuat Deira merasakan jantungnya berdebar.

Ayah Arman, Rahmat Prayudha mengutarakan bahwa mereka datang untuk melamar Deira.

Lamaran Arman ke Deira sangat tiba-tiba, setelah mendekati dirinya selama dua bulan terakhir Arman memutuskan untuk melamar Deira secepatnya. Ia tak mau membuang - buang waktu lagi.

Perasaan Deira ke Arman, tumbuh seiring berjalannya waktu. Deira yakin, Arman adalah jodoh terbaik yang sudah tuhan siapkan untuk dirinya.

"Meskipun terkesan tiba-tiba, namun saya yakin sekali menjadikan anak perempuan om Anas untuk menjadi istri saya. Jadi dengan kesungguhan hati saya, saya ingin melamar Deira, menjadikan ia sebagai istri saya." Kata Arman, yang membuat jantung Deira semakin berdetak cepat.

Anas berdehem,"Saya sih setuju, tapi tak tau Deira?"Perkataan sang ayah sukses membuat Deira malu. "Jadi bagaimana Deira?" Anas meminta pendapat putri tunggalnya itu.

"Dari hati yang paling dalam, aku menginginkan kamu menjadi istri ku. Orang yang kulihat pertama kali saat aku membuka mata di pagi hari, orang yang tersenyum saat aku pulang kerja. Orang yang....".

"Yaa, diterima." Deira menjawab, sungguh tak baik-baik saja untuk hatinya jika terus mendengarkan perkataan Arman saat ini. Tidakkah Arman melihat, pipi nya sudah sangat merah dan memanas saat ini.

"Alhamdulillah." Semua orang yang ada disana bersyukur bersamaan.

Mama dari Arman mendekati Deira, mencium kedua pipi perempuan yang akan menjadi menantu di keluarga Prayudha. Ia mengambil sekotak yang berisi satu set perhiasan lalu memasangkan cincin dan menyerahkan sisa perhiasan untuk di simpan Deira.

Deira sendiri tidak menyangka ia akan di lamar oleh orang yang baru beberapa bulan ia kenal, bahkan Deira merasa bahwa rasa cinta dan sukanya terhadap Al-Fath telah mati perlahan semenjak kehadiran Arman.

*****

Al-Fath turun dari mobil, ia saat ini berada di depan gerbang rumah Deira.

"Deira nya ada?" Tanya Al-Fath pada penjaga gerbang.

"Nona Deira ada, tapi sepertinya ada tamu hari ini." Jelasnya pada Al-Fath.

Tak lama Satria datang membawa buket bunga,"Mereka sudah datang?" Tanyanya pada penjaga rumah.

"Sudah pak"

Satria hanya menyapa Al-Fath sekilas, lalu ia berjalan setengah berlari menuju pintu utama.

Al-Fath pun berpamitan, kepalanya berpikir. Siapakah yang dimaksud oleh Satria yang sudah datang, atau keluarga Satria yang datang untuk melamar Deira.

Al-Fath terus menolak pemikiran itu sepanjang perjalanan, ia menyesal mengapa tak masuk ke dalam rumah melihat sendiri siapakah yang dimaksud Satria. Mengapa dirinya lebih memilih menghindar.

Jika memang benar Satria tadi datang bersama dengan keluarganya dan melamar Deria, Al-Fath yakin Deira pasti akan menolak. Deira hanya mencintai dirinya. Al-Fath memang sanvat percaya diri kan.

Al-Fath menepikan mobilnya, jemarinya sibuk mencari nama seseorang di ponsel. Hanya bunyi suara panggilan masuk lah yang terdengar, ia mencoba beberapa kali namun hasilnya tetap sama. Panggilan tetap tidak di jawab.

Frustasi Al-Fath kembali memutar arah laju mobil, kembali ke arah perumahan orang tua Deira. Dengan terburu Al-Fath turun dari mobil sesampainya ia di depan pintu gerbang, bahkan ia sedikit berlari menuju pintu utama.

Deira terkejut saat Al-Fath sudah berdiri di depannya, saat itu ia hendak menutup pintu.

"Ada apa?" Tanya Deira dengan raut wajah datar.

The Last Leaf (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang