The Last Leaf || Part 3. Missing You✓

15.9K 873 3
                                    

Sepanjang perjalanan membelah jalanan ibu kota, Deira terus tersenyum. Setelah menyelesaikan sidang nya di pengadilan agama, Deira semangat membawa kotak makan untuk Al-Fath. Meskipun sedikit terlambat untuk makan siang Deira tau jika Al-Fath mungkin juga belum makan siang.

Sinar matahari tak begitu terik, mendung lebih mendominasi hari ini. Angin sejuk menerpa Deira saat turun dari mobilnya. Menenteng tas bekal, Deira melangkahkan kakinya menuju lobby kantor Al-Fath.

Senyuman terus mengembang, menyapa para pegawai di kantor Al-Fath yang memang sudah mengenalnya. Hingga ia menaiki lift menuju lantai lima belas tempat ruang kantor Al-Fath berada.

Ya tuhan ingatkan Deira jika ada sekertaris menyebalkan yang selalu merusak moodnya jika berkunjung ke kantor Al-Fath, siapa lagi jika bukan Lena sekertaris ganjen yang terang-terang menggoda Al-Fath nya seorang.

"Ada yang bisa dibantu?" Tanya Lena pada Deira yang berdiri di depan meja kerjanya dengan nada tak suka.

"Bang Al-Fath ada?" Tanya Deira ketus.

"Maaf, Pak Al-Fath sedang rapat."

Deira hanya ber oh ria menanggapi Lena, hingga tepukan dibahunya membuat Deira sedikit tersentak.

"Oh, Rendi!" Panggil Deira, Rendi adalah asisten pribadi Al-Fath yang sudah mengenalnya cukup lama.

"Mau ketemu Pak Al-Fath?" Tanya Rendi sebelum Deira bertanya,"Beliau ada di ruangan, sedikit sibuk karena akan ada pergantian pemimpin. Bu Deira pasti tau kan Pak Al-Fath akan naik jabatan jadi CEO?" Jelasnya panjang lebar, diangguki Deira. Kesukaanya dari Rendi adalah laki-laki itu akan langsung menjelaskan dengan gamblang sebelum ia bertanya.

Deira melemparkan tatapan tajam pada Lena, yang terlihat kikuk."Tadi kata Lena bang Al-Fath sibuk, sedang rapat." Sindirnya.

Rendi mengangguk menatap Lena,"oh benar tapi sudah selesai tadi pagi, mari saya antar." ajaknya sopan mempersilahkan Deira.

Belum mengikuti langkah kaki Rendi, Deira menatap sinis Lena,"Jangan kebanyakan bohong, dosa." ucapnya sarkas membuat Lena memerah pada menahan amarah.

🍃🥀🍃

"Jadi?" Tanya Al-Fath dengan mengangkat kedua alisnya.

Deira masuk dengan senyuman mengembang,"Hanya ingin makan siang bersama, meskipun terlambat. Lihat aku bawa bekal." Jawabnya mengangkat tas bekal, lalu duduk di single sofa berhadapan dengan Al-Fath.

Al-Fath meregangkan bahunya, melihat sekilas Deira. Ada binar kebahagiaan di matanya, Al-Fath senang dengan melihat binar kebahagiaan itu setelah kemarin dia menyesal membuat air mata Deira tertahan di pelupuk mata, itupun karena ulahnya.

"Jangan banyak protes!" Deira mengangkat tangan,"Perjanjian itu masih berlaku."

Al-Fath mengangguk mengiyakan, aroma masakan yang menguar mengusik indra penciuman Al-Fath hanya fokus membuat dia mengiyakan apapun ucapan Deira saat ini, lagipula dia juga belum makan siang.

"Jadi kamu jauh-jauh dari kantor cuma mau makan denganku?"

Deira mendongak melihat Al-Fath yang tertunduk menikmati makan siangnya."Jadi kamu tidak mau?"

"Siapa bilang, lihat aku memakannya." Al-Fath menunjukkan kotak makan yang sedang ia nikmati.

"Baguslah." Deira menyuapkan sesok nasi dan bulgogi ke mulutnya,"Enak?" Tanya nya pada Al-Fath.

The Last Leaf (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang