The Last Leaf || Part 25. Big Surprise✓

11.6K 638 5
                                    

Setelah melewati operasi selama tujuh jam, Tasya masih belum sadarkan diri. Namun ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap dengan fasilitas lengkap, dokter Pandu mengatakan kemungkinan besar efek samping dari benturan keras di kepala akan sedikit mempengaruhi memorinya dan juga tak jarang pasien akan kesulitan untuk berbicara. Namun hal tersebut bisa diminimalisir, dengan bantuan obat dan juga terapi.

Deira memandang sendu, ibunya terbaring dengan peralatan medis di sekujur tubuhnya. Rambutnya pun sebagian di pangkas, untuk mempermudah dokter dalam melakukan prosedur pembedahan.

"Bisa bicara sebentar." Bisik Anas seraya menyentuh pundak putrinya.

Deira mengikuti langkah Anas yang menjauh dari ranjang rumah sakit, mereka berdua duduk di sofa.

"Kamu tau kan besok, ada acara pelantikan Al-Fath." Anas mulai pembicaraan.

Deira mengangguk.

"Papa mau kamu besok yang pergi ke acara itu, mewakili Papa dan Mama yang tidak bisa pergi ke sana," Jelasnya pada sang putri.

Deria menolak,"Tapi Pa, aku mau disini saja menjaga Mama." Alasannya.

"Biarkan Papa yang jaga Mama, kamu akan ditemani Satria." Melihat Deira sedikit menggeleng kan kepala, Anas berkata."Papa mohon, tidak enak pada keluarga Haydar. Kamu mewakili Papa dan Mama." Pungkasnya.

Akhirnya Deira setuju dengan permintaan ayahnya, besok ia akan menjadi perwakilan kedua orangtuanya datang ke acara pelantikan Al-Fath bersama dengan Satria.

***
"Sudah siap?" Tanya Satria saat Deira selesai berdandan.

Deira mengangguk, kali ini dia menggunakan dress selutut warna hitam dengan motif warna merah. Rambutnya dibiarkan tergerai, tak lupa make up tipis yang membuatnya menjadi elegan.

Sebenarnya ia tak ingin hadir ataupun datang ke acara itu, ia malas sekali jika harus berurusan ataupun bertemu Al-Fath saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya ia tak ingin hadir ataupun datang ke acara itu, ia malas sekali jika harus berurusan ataupun bertemu Al-Fath saat ini. Namun sepertinya keadaan terus bermain-main padanya. Saat Zara di rumah sakit, begitupun juga saat ia dengan keluarganya datang menjenguk mamanya. Deira muak melihat wajah Al-Fath, apalagi saat mengingat malam dimana Al-Fath seenak hatinya menuduh dirinya yang tidak-tidak.

"Melamun terus." Satria menyenggol pundak Deira,"Jadi nggak pergi?"

Deira mendumal,"Gak usah pergi gimana?" Tawarnya pada Satria. Tak lupa jurus pandangan memohon darinya.

Satria menggeleng,"No No No," Ucapnya dengan telunjuk yang bergoyang."Om Anas, akan marah nanti." Lalu ia mengapit tangan Deira dan menariknya untuk mengikuti langkah kaki Satria.

***
"Maaf ya sayang, bunda belum bisa menjenguk Mama kamu lagi." Kata Nuril, sambil memeluk Deira dan mencium pipi kanan dan pipi kirinya.

"Nggak apa-apa kok Bunda, Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar."

The Last Leaf (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang