Happy Reading......
Jangan lupa vote dan komentarnya, agar author semangat terus berkarya.*--------*
"Hati-hati nanti lama-lama jatuh cinta sama Deira."
"Mana mungkin, dia itu sahabat nya Zara adek aku. Aku udah lama juga kenal dia, bahkan dari dia masih bayi."
Imel hanya terkikik geli melihat sang kekasih mencoba membantah ucapannya.
"Kamu marah?"
"Nggak, hanya sebel." Jawab Al-Fath seadanya lalu ia meminum jus jeruknya dengan perasaan sebal pada sang kekasih hati Imel Larasati.
"Maaf deh maaf."
"Kamu memang nggak marah, orang yang kamu cinta itu lebih milih orang lain?" Al-Fath menguji Imel dengan perkataan menjebak.
"Aku marah, pasti marah dong." Ia menatap Al-Fath,"Tapi, aku nggak bisa kan memaksa orang yang cinta sama kita terus bersama dengan kita. Itu namanya egois."
Al-Fath mendesah, ia tak tau bahwa niatnya ingin curhat tentang kelakuan perempuan bernama Deira yang terus mengajaknya bertengkar setiap bertemu berujung pada perdebatan dengan sang kekasih hati.
"Kamu tau kan aku serius sama kamu?" Al-Fath menggenggam jemari Imel yang berada di atas meja.
"I know."
"Ngelamun apaan sih sore-sore begini, nanti kesambet tau rasa." Suara Deira yang mendekat ke posisi Al-Fath yang tengah bersantai di halaman belakang.
Al-Fath menoleh ke sumber suara, tampak Deira dengan penampilan perut yang membuncit sedang membawa sepiring camilan untuk dirinya.
"Halo, anak Papa apa kabar?" Al-Fath segera mengelus perut istrinya yang membuncit saat ia mendekat di depan Al-Fath.
"Tadi aku di telepon sama Zara, dia juga sedang hamil."
Ucapan Deira membuat Al-Fath tambah berbinar, istri dan adiknya saat ini tengah mengandung bersamaan. Setelah lima tahun kembali menanti akhirnya Zara dan Adam kembali di berikan kepercayaan.
"Alhamdulillah, anak kita nanti ada temennya main bola."
"Emangnya kamu udah tau kalo cowok?"
"Emang cewek nggak boleh main bola?"
Deira memutar bola matanya,"Kita main ke rumah Zara yuk, aku udah lama nggak kesana. Sekalian ngucapin selamat, akhirnya impian aku terwujud pengen hamil barengan sama Zara kesayangan aku." Ungkap Deira.
Al-Fath mengangguk mengiyakan ajakan sang istri,"Jadi usia kehamilan Zara berapa sekarang?"
"Delapan Minggu, aku mau telepon dia dulu." Deira pun berlalu meninggalkan Al-Fath.
Al-Fath tersenyum menatap sang istri yang melangkah menjauh guna melakukan panggilan dengan adiknya, benar apa yang dikatakan oleh Imel saat ini seluruh hati nya adalah milik Deira Anastasya.
****
Al-Fath tampak memandangi seorang gadis yang seusia dengan adiknya itu tengah bermain dengan Zara, dia adalah Deira Anastasya. Bayi yang pernah ia jenguk dulu kini sudah memasuki usia remaja.Keluarga Deira sendiri baru kembali pindah ke kota kelahiran Deira setelah mereka menyelesaikan pekerjaan di pulau lain.
"Abang kita main basket yuk!" Ajak Zara, adik perempuannya ini memang sedikit tomboy. Zara menarik lengan sang kakak,"Deira minta diajarin, ayo!"
Dengan paksaan sang adik, akhirnya Al-Fath pun menuruti permintaan dari Zara.
Mereka bermain basket dengan antusias, hingga lemparan Al-Fath pun tak sengaja mengenai kepala Deira dan membuatnya terjatuh serta mengakibatkan lututnya berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Leaf (END)
General FictionJangan lupa Follow Author dulu sebelum membaca, thanks Masih banyak typo dan juga kesalahan tanda penulisan, mohon di maklumi. Karena karya ini belum di revisi. Cover : Pinterest and Canva Kehilangan calon istrinya membuat Alfath Putra Haydar menja...