O5

806 117 6
                                    

"Gimana, Bel, bisa kan?"

Abel hela napas panjang.

Harusnya, dihari kedua classmeet ini, Abel masih bisa bersantai-santai ria kayak kemarin.

Niat hati hari ini mau beli banyak jajanan dikantin-terus dibawa ke kelas buat temen ngobrol sambil tidur-tiduran dilantai pakai tiker-gagal total karena tiba-tiba aja dia disuruh ngelengkapin tim lomba voli kelasnya yang mendadak kurang.

Salah satu temennya yang jadi perwakilan lomba voli hari ini absen karena sakit. Bahkan dari hari terakhir PTS aja anaknya udah yang kelihatan lemes gitu.

Ditambah dihari pertama classmeet kemarin udah tanding, hampir seharian panas-panasan jadi ya jelas makin sakit.

Tapi ya namanya sakit kan, siapa juga yang mau? Siapa juga yang tau kapan datengnya? Nggak ada yang berani nyalahin soal itu.

"Ayolah, Bel, mau. Beneran deh, nggak apa-apa kalo nggak menang. Yang penting mah ada perwakilan lengkap gitu" bujuk Jessica

"Nggak apa-apa lah, Bel. Kan hari ini udah masuk final juga. Paling cuma sekali atau dua kali main lagi"

"Iya, Bel, huhu kan sesekali ini. Nggak sering"

Yaiyalah nggak sering. Orang classmeet gini juga adanya satu dua kalian dalam setahun. Yakali mau sering-sering.

Suka ngadi-ngadi emang Sofia kalo ngomong

"Lagian kan lo wakil ketua kelas, Bel. Bisa lah jadi per-wakilan buat gantiin temen lo yang berhalangan hadir. Kan itu salah satu tugas wakil ketua juga"

Abel langsung mendelik protes "Apaan? Kalo itu mah bukan tugas gue. Ketua lah harusnya. Tugas gue kan cuma menggantikan ketua kelas bukan menggantikan warga kelas"

"Nah, kan ini gue nggak bisa, Bel. Makanya kita minta lo buat gantiin. Kan nggak mungkin kalo gue yang maju" kata Tara

Iya. Jangan kaget. Tara itu ketua kelas 11 IPS 2, dan dengan resenya dia ngegaet Abel buat jadi partner waktu musyawarah pemilihan pengurus kelas.

Jangan tanya seberapa keras Abel nolak.

Udah ditolak beberapa kalipun, Tara tetep nyebut nama Abel ujungnya sebagai calon wakilnya.

"Serius, Bel, kalo gue cewek nih, udah gue gantiin dari tadi" kata Tara lagi

Abel mendengus, "Yaudah, abis ini gue pinjemin rok. Cewek kan jadinya?"

Tara berdecak, males deh dia kalo ngomong sama Abel. Kalo jawab suka sekenanya sendiri.

Setelahnya, Abel natap orang-orang yang berdiri mengelilingi tempat duduknya.

"Kenapa harus gue sih? Kan masih banyak tuh anak-anak lain yang nggak berpartisipasi"

Randy yang duduk dimeja seberang tanya "Emang lo ikut lomba apaan, Bel?"

"Menghias tumpeng"

Jangan ketawa. Abel emang sukanya lomba-lomba yang model gini. Biar nggak ribet katanya, dan yang pasti bisa ikut makan-paling enggak nyisihin sebelum setumpeng dibabat habis sama kaum adam yang sungguh selera makannya seperti babi.

Pokoknya kalo urusan makanan tuh, Abel nomer satu. Harus kebagian pokoknya gimanapun caranya.

"Yailah orang menghias tumpeng besok kok. Ikut ini aja dulu lah, dari pada ngegabut nggak guna didalem kelas kan lo? Mending ngikut aja" bujuk Lena yang lebih menjurus ke ngajak temen kesiksa bareng.

Soalnya Lena aslinya juga nggak mau dipilih jadi perwakilan lomba voli. Alesannya ya karena males. Tapi Tara bener-bener maksa dia supaya mau.

Lena nggak bisa nolak. Tara galak banget, ngomongnya sambil melotot waktu itu, makanya Lena ngeiyain.

SOLITUDE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang