Prolog

6.9K 376 10
                                    

Abel membeku waktu matanya menangkap sosok yang dihindarinya beberapa hari ini justru muncul di ujung sisi lain koridor yang hendak dilewatinya.

Buru-buru Abel berbalik supaya orang itu nggak notice presensinya disini.

Tapi ternyata salah.

Terbukti sekarang tangannya udah keburu dicekal waktu baru dua langkah menjauh.

Abel pasrah. Bahkan ketika orang itu memutar paksa badannya supaya berhadapan, Abel tetep diem.

"Sampai kapan?"

Jujur aja, Abel takut. Dia bahkan nunduk supaya matanya nggak bersingunggan sama mata tajam milik cowok didepannya.

Dia, Rajendra Jay Madhava.

"Sampai kapan lo mau ngehindarin gue kayak gini?"

Pertanyaan yang paling nggak mau Abel denger, makanya sekarang dia coba lepas paksa cekalan Jay dari tangannya.

Bukannya lepas, tangannya justru sakit. Tenaganya sama sekali bukan apa-apa kalo dibandingin sama cowok didepannya ini.

"Jawab dulu"

Abel nggak menggubris, dia tetep berusaha ngelepasin cekalan tangan yang jauh lebih besar daripada miliknya. Tangannya yang lain pun sampai ikut andil. Tapi tetep nggak berpengaruh.

Nyebelinnya, Jay justru mengencangkan cekalannya di tangan Abel. Sedikit menambah kekuatannya supaya Abel nggak bisa lepas.

Abel berdecak lalu dengan berani natap balik kedua mata tajam itu.

"Gue nggak ngehindarin lo!" karena kesel, tanpa sadar nada suaranya naik "Itu cuma perasaan lo aja. Gue nggak gitu"

"Oh ya?" Jay senyum asimetris

"Dengan lo yang nggak pernah ada waktu gue samperin ke kelas, dan nggak pernah ngegubris satupun chat gue,

–––itu yang namanya nggak ngehindarin?"

Abel meneguk ludahnya gugup.

Dia bener-bener nggak tau harus jawab apa lagi karena yang dibilang Jay emang bener.

"Lo sengaja kan?"

Iya, Abel emang sengaja ngehindarin cowok didepannya ini. Tapi dia memilih bungkam.

"Lo tuh kenapa sih sebenernya?" tanya Jay frustasi.

"Apa ini semua gara-gara pernyataan gue minggu lalu?"

Air muka Abel berubah, dan Jay sadar akan hal itu.

"Bukannya gue udah bilang, gue cuma mau confess yang gue rasain ke lo selama ini"

"Gue emang ada tanya soal hubungan, tapi bukan berarti gue maksa lo untuk jadi pacar gue"

"Kalo emang lo nggak mau, it's okay. Nggak perlu sampai ngehindarin gue gini"

Jay udah bicara panjang lebar pun sama sekali nggak bikin Abel buka suara. Cewek itu tetep diem, bergelut sama pikirannya sendiri.

Disatu sisi dia merasa bersalah, dan disisi lainnya lagi, dia malah bingung sama apa yang lagi dia rasain sekarang.

Abel bener-bener kalut sampai dengan teganya ngeluarin satu kalimat yang sukses bikin Jay kaget dan berakhir ngelepasin cekalannya dari tangan Abel.

"From now on. Jauh-jauh dari hidup gue, bisa kan?"

•••

Introducing

Rajendra Jay Madhava

Raveena Arabelle Nismara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raveena Arabelle Nismara

Raveena Arabelle Nismara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Welcome to my first story. Hope u guys enjoy to read this! And don't forget to click vote button:)


barbieblleee

SOLITUDE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang