Abel berdecak begitu denger suara ketukan dari luar pintu kamarnya. Tangannya refleks menutup telinga, berusaha memblokir pendengarannya dari suara itu.
Karena nggak juga disahutin, ketukan diluar sana makin keras, juga diiringi suara Airi yang memanggil mengharuskan Abel buka matanya terpaksa.
Berdecak keras, Abel menyibak selimut terus beranjak ngebukain pintu kamarnya.
"Astagaaa setengah jam ada kali ya mbak bangunin kamu gini"
Abel memicing menanggapi julidan hiperbola kakaknya.
"Udah cepet ada apa?"
"Itu ada Jay dibawah"
"Hah? Ngapain?"
"Ngasih oleh-oleh ke Cilla"
Abel cuma ber-oh, dia hampir berbalik buat masuk kamar lagi kalo enggak tangannya ditahan sama Airi.
"Mau kemana?"
"Mau masuk lah. Mau tidur lagi"
Denger itu, Airi auto berdecak.
"Kamu tuh, tidur mulu yang dipikir. Udah sore loh ini, Bel, nggak capek apa kamu tidur kelamaan gitu?" omel Airi.
"Justru karena aku capek banget, jadi tidurku harus lebih lama."
"Ya tapi kan nggak gitu juga, Bel. Lanjut nanti kan bisa tidurnya"
"Lagian kan ada Jay. Ditemenin kek sana. Masa tamu dibiarin" lanjutnya.
"Ya kan kata mbak dia ngasih oleh-oleh ke Cilla, kan? Ya biar ketemu Cilla lah"
"Itu dia dibawah juga lagi sama Cilla. Tapi kamu sebagai temennya ya temenin dong paling enggak"
"Ya mbak sebagai tetangganya juga temenin kan bisa"
Airi mendengus, "Kamu tuh––" ucapannya berhenti karena Abel bergerak menutup pintu kamarnya dan berjalan ke arah tangga buat turun.
"Ya ya ya, aku temenin"
Dengan terpaksa Abel nurutin perintah Airi. Kata Jaydan, Airi lagi mode clingy gitu sekarang. Jadi kalo disuruh apa-apa mending diiyain daripada terjadi sesuatu yang tidak-tidak.
Pengurangan uang jajan contohnya.
"Heeehhh! Nggak cuci muka dulu apa?" teriak Airi yang pastinya nggak ditanggapi sama Abel. Orang anaknya juga udah ditengah-tengah tangga.
Begitu langkahnya memasuki ruang keluarga, Abel disambut sama suara cempreng ponakannya, juga tatapan dari cowok yang disofa warna abu lebar tepat diatas Cilla yang duduk dikarpet bawah.
"Tante lihat nih baju balunya Cilla, bagus enggak? Dibeliin Om Jay loohh" ocehnya panjang lebar tapi cuma disahuti deheman sama Abel.
Sekarepmu lah Cil, batin Abel.
Baru mau duduk, Jay malah nyodorin satu paperbag yang kayak nggak asing dimatanya.
"Punya elo kan?"
Abel ngintip dikit isinya. Dan ternyata bener. Itu baju yang dia beli buat oleh-oleh. Kepalanya bergerak mengangguk.
"Itu dari Tara. Katanya nemuin itu pas beres-beres sama guru di bus tadi. Lo dichat nggak bales, jadi dia ngechat gue buat ngambil ke sekolah"
Abel mengangguk-ngangguk terus bilang makasih. Setelahnya dia mengambil duduk disofa yang sama, tepat disebelah Jay. Bersandar sambil meluk bantal sofa.
"Iler tuh dilap dulu"
Kedua matanya memicing, menatap sengit Jay karena ejekan cowok itu. "Enak aja. Dibilang gue tuh nggak ngiler kalo tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE ✓
Fanfiction"From now on, Jauh-jauh dari hidup gue, bisa kan?" #1 in JAYPARK 090921 #1 in ENGENE 141221 #1 in EHYPENJAY 220722