Selagi nunggu temen-temennya selesai upacara, Abel sibuk baca beberapa materi sambil dengerin lagu lewat airpods.
Entah Abel harus bersyukur atau enggak, tapi dia udah beberapa kali ini dikasih dispen—boleh nggak ikut upacara karena keadaan kakinya yang masih sakit.
Melirik jam tangan yang dipakainya, ternyata upacara baru berjalan sekitar lima belas menit. Sedangkan durasi aslinya itu sekitar sejam kurang lebih. Refleks menghembuskan napas begitu sadar dirinya udah bosen.
Walaupun bosen, Abel tetep aja ngebaca setiap kata yang ada dibuku tanpa berniat ganti kegiatan karena dia juga bingung mau ngapain lagi selain baca.
Setengah jam berlalu, Abel masih aja fokus natap objek didepannya tanpa peduli adanya pergerakan dari kursi didepannya.
"Haiiii, Bel. Glad to see you again"
Abel mendongak, menatap orang didepannya tajam karena mengusiknya. Terlebih gerakan orang itu yang seenaknya mencabut sebelah airpod miliknya.
Helaan napas jengah keluar dari bibir Abel "Ngapain lo disini?" tanyanya pelan.
"Gue nggak enak badan dan nggak mau ke UKS. Makanya petugas PMR nganter gue kesini"
"Dengan suara lo yang seceria ini?" katanya yang diiringi tawa diakhir.
Dia ikut tertawa "Gue emang bohong. Soalnya gue nggak sabar pengen ngobrol bareng sama... my beloved step sister?"
Tanpa sadar, kaki kiri Abel bergerak nendang kursi yang ditempati Jessica. "Kecilin suara lo bego!" sentaknya pelan.
Jessica malah ketawa lagi "Faktanya kan emang gitu. Kita ini saudara seayah dari ibu yang berbeda. Salah kalo gue bilang kita step sister?"
Abel memejamkan mata sambil ngatur napas. Mencoba buat redam emosinya sendiri.
"Lagian lo tuh kenapa coba, nggak suka banget kayaknya kalo orang-orang tau kita saudaraan"
"Emang. Soalnya gue nggak sudi punya saudara tiri kayak elo. Udah nggak tau diri nggak tau terimakasih pula" jawab Abel sinis.
Entah apa yang lucu dari perkataannya, tapi Jessica malah menanggapinya dengan kekehan. "Oh ya?"
"Kalopun gue boleh milih, gue juga nggak akan mau terlahir sebagai saudara tiri lo kayak gini"
"Karena sekeras apapun gue berusaha untuk jadi yang terbaik, papa tetep aja bandingin gue sama lo dan kakak lo"
"Bahkan sampai sekarang prestasi gue bisa melebihi lo aja, lo masih tetep jadi yang terbaik dimata papa"
"Padahal yang selalu disisi papa selama ini itu gue. Tapi kenapa disetiap keadaan papa selalu inget elo? Papa selalu inget apapun tentang lo disaat dia aja nggak tau perihal makanan kesukaan gue sekalipun"
"Dan elo" Jessica menatapnya tajam "Bukannya bersyukur malah sia-siain semua perhatian papa dan sama sekali nggak mau nemuin papa"
"Tau apa lo tentang bersyukur, huh?" Abel tertawa sinis "Kalo lo mau, lo ambil aja semua perhatiannya buat lo. Gue sama sekali nggak butuh itu"
"Lagian, dari kecil kan lo udah terbiasa ngerebut semua yang gue punya. Dari mulai perhatian mama gue dulu, mainan gue, papa gue, sampai terakhir ke sahabat kecil gue yang sayangnya nggak berhasil lo dapetin waktu itu" lanjut Abel tanpa melunturkan tawa sinisnya.
"Tapi nyatanya... dia juga pergi dari lo kan sekarang? Ahahaha"
Denger tawa remeh Jessica, Abel tersenyum tipis "Lo salah. Dia bahkan udah temuin gue lagi beberapa waktu lalu. Jadi nggak masalah"
![](https://img.wattpad.com/cover/280627893-288-k799481.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE ✓
Hayran Kurgu"From now on, Jauh-jauh dari hidup gue, bisa kan?" #1 in JAYPARK 090921 #1 in ENGENE 141221 #1 in EHYPENJAY 220722