Bonus Chapter : Abel's first love journey

817 76 2
                                    

"Abel ada sama kamu nggak?"

Kening Jay sontak mengernyit begitu denger pertanyaan Airi diseberang sana. Sempat membeku sebentar sebelum akhirnya menyahut sambil membolak-balik dokumen dihadapannya.

"Enggak lah, mbak. Ini aja aku dikantor. Lagian kan Abel bukannya masih di Aussie? Bilangnya kan seminggu dia disana"

Yap. Seperti rencana awal, Abel beneran bolak-balik Jakarta-Melbourne buat nengokin mamanya minimal sebulan sekali. Dan sekarang ini gilirannya. Cewek itu pamit pergi tiga hari lalu dan bilang kalo bakal seminggu disana. Tapi kenapa hari ini Airi telpon nanyain Abel ke dirinya? Kan masih tiga hari.

"Iya tau, Jay. Tapi ini barusan mama ngabarin, katanya Abel udah pulang. Nanyain Abel udah sampai apa belum. Ya mbak bingung lah, orang anaknya aja nggak ngabarin kalo mau pulang" cerocos Airi.

"Berarti dia juga nggak ngabarin kamu nih?"

"Enggak, mbak. Terakhir kontak kemarin sore, setelahnya Abel nggak ada bales lagi"

"Flight jam berapa kata mama, mbak?" tanya Jay.

"Mama juga nggak tau, Jay. Tapi kayaknya sih pertama ya. Soalnya mama bilang anaknya udah nggak dirumah pas mama bangun"

"Pas mama bangun... berarti nggak pamit dong dia perginya?"

"Iyalah. Mama taunya juga karena kopernya nggak ada ditempat, makanya mikirnya Abel pasti pulang. Abis dia mau kemana lagi kalo bukan kesini"

"Tapi kata Bu Riana, Abel nggak kerumahnya. Mbak tanya bibi juga katanya nggak ke rumah. Makanya mbak kira dia sama kamu, ternyata enggak" lanjut Airi sambil menghela napas dan Jay jadi ikut-ikutan.

"Yaudah mbak tenang aja ya. Biar aku yang cari Abel, mbak tinggal tunggu kabar dari aku. Okay? Aku tutup dulu"

Detik selanjutnya Jay langsung beresin semua dokumennya terus melangkah keluar dari ruangannya.

"Loh, bos mau kemana? Kita kan masih ada satu—"

"Reschedule. Gue ada urusan urgent" potongnya cepat dan langsung ngacir ninggalin Arjun—sekretarisnya yang udah pasti auto ngomel. Lagian jadi bos seenaknya banget main bilang reschedule. Untung Arjun sabar:')

Karena sebenernya Jay juga bingung harus cari Abel kemana, jadilah dia diem dulu didalam mobil. Mikirin kemana biasanya Abel pergi sambil ngehubungin sohib-sohibnya. Ya siapa tau kan Abel lagi bareng salah satu dari mereka? Tapi ternyata salah. Nggak ada satupun dari mereka yang lagi sama Abel—sekalipun Runa yang kafenya biasa ditongkrongin Abel kalo lagi gabut. Jay makin bingung jadinya.

"Apa sama mami ya?" monolognya dan langsung bergerak nelpon maminya tapi nggak diangkat. Tanpa pikir panjang, Jay ngidupin mesin mobilnya dan langsung melaju ke butik.

"Bu Tiffanynya nggak kesini hari ini, mas. Mbak Abel juga kan udah ambil cuti dari tiga hari lalu"

Yap. Semenjak mutusin untuk menetap di Jakarta lagi, Abel justru disuruh—tepatnya dipaksa maminya buat jadi salah satu tim designer dibutiknya. Katanya sih biar pas; dirinya punya butik, adik iparnya punya perusahaan WO, terus sekarang calon mantunya designer. Paket komplit kan? Kurang beruntung apa lagi tuh maminya.

Denger jawaban dari karyawan butik tadi, Jay langsung berlalu setelah ngucap makasih. Dia balik ke mobil dan lajuin mobilnya nggak tentu arah saking bingungnya. Sampai akhirnya dering hpnya diatas dashboard terdengar, Jay meraih benda itu dan langsung menjawab begitu tau maminya nelpon balik.

"Karyawan bilang kamu barusan ke butik, ada apa?" Jay langsung jelasin semuanya tanpa terkecuali. Maminya nggak ketemu Abel hari ini.

"Apart udah kamu cek belum? Siapa tau kan dia kesana"

SOLITUDE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang