Keesokan harinya, Abel masih betah dalam bunga tidurnya. Berbaring diatas brankar rumah sakit dengan tubuh berbalut kasa dibeberapa bagian.
Hari ini ada Airi yang senantiasa menunggunya membuka mata. Duduk dikursi samping brankar sambil sesekali ngebuka hp. Ngebales chat ibu yang nanyain ini-itu soal Cilla dan Cio.
Iya. Untuk menjaga Abel dirs hari ini, Airi sampai harus merepotkan ibu—–Ibu Jaydan, untuk dititipi kedua buah hatinya.
Mau gimana lagi. Kalo boleh dibawa juga pasti Airi bawa dua-duanya sekalian. Tapi nggak mungkin. Airi masih sayang anak soalnya:v
Sampai akhirnya terdengar suara knop pintu diputar bikin Airi noleh ke asal suara dan mendapati suaminya beserta dua anak buahnya dateng.
"Gimana?" tanyanya.
Jaydan memilih duduk sembari hela napasnya sebelum jawab. "Kata saksinya, Abel sempet dikejar-kejar orang pakai mobil. Sebelum akhirnya ditabrak sama mobil lain dari arah berlawanan dan berujung dua mobil itu kabur ninggalin Abel ditengah jalan"
"Dikejar?" tanya Airi memastikan, yang langsung diangguki Jaydan.
"Beberapa orang disekitar udah sempet ngejar katanya, tapi nihil. Mereka nggak nemuin satupun."
Sadar akan guratan cemas diwajah Airi, Jaydan menepuk pelan bahu istrinya "It's okay, Ri. Kita pasti bisa temuin pelakunya. Aku udah kerahin semua orangku untuk cari mereka. Tenang ya?"
Tara dan Jay yang sedari tadi cuma menyimak keduanya pun menghela napas. Kemudian Tara noleh ke Abel yang masih memejam tenang.
"Abel gimana, mbak? Apa udah ada kemajuan?"
Airi geleng pelan "Masih perlu diobservasi lebih lanjut kata dokter. Apalagi dia belum sadar kan sejak semalem"
Hembusan napas sama-sama dikeluarkan keempatnya.
Dikarenakan hari yang udah semakin siang, Tara dan Jay pun berinisiatif pergi buat cari makan. Sedangkan Airi dan Jaydan menetap diruang rawat inap Abel sambil nunggu dua temen adeknya itu.
Kondisi kafetaria rs yang ramai pengunjung bikin keduanya memutar arah. Mutusin buat beli makan diluar aja ketimbang harus lama-lama nunggu antrian.
Beli naspad gais mereka. Alhamdulillah letaknya nggak begitu jauh dari RS, jadi tanpa pikir panjang mereka beli itu.
Keduanya duduk berhadapan. Nuntasin kegiatan makan siang dengan pikiran yang sama-sama melayang entah kemana.
Kayak nggak abis pikir aja gitu. Semuanya terlalu cepet berlalu. Padahal siangnya tuh Jay baru aja ketemu Abel karena nengokin dedek Cio dirumah Airi. Disore harinya pun Tara masih kontekan sama Abel, bahkan.
Nggak nyangka, Abel malah harus nggak sadarkan diri dan terbaring diatas brankar rs tepat dimalam harinya. Sampai detik ini.
"Oh iya, anak-anak yang lain ngabarin mau jenguk Abel hari ini katanya" kata Tara sebagai bentuk fyi buat Jay.
Abis Tara pikir, Jay nggak akan tau soal ini kalo nggak dikasih tau. Secara, Jay bener-bener nggak pegang hp sejak dateng ke rs pagi tadi sampai sekarang. Tara bahkan nggak yakin kalo temennya itu ngebawa hpnya.
"Kapan?"
"Hari iniii"
Jay diem sebentar, "Um lo nggak bilang kalo Abel belum sadar?"
"Udah. Tapi mereka tetep ngotot pengen jenguk hari ini"
"Yaudah biarin aja" sahut Jay singkat dan balik nerusin kegiatan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE ✓
Fanfiction"From now on, Jauh-jauh dari hidup gue, bisa kan?" #1 in JAYPARK 090921 #1 in ENGENE 141221 #1 in EHYPENJAY 220722