1.

2.9K 157 1
                                    

Zhafira Adzkiya Ayesa

Warning!
Buat teman-teman yang baru baca, tapi ceritanya udah ada di perpustakaan kalian udah lama, atau ceritanya mungkin kalian simpan di reading list kalian dan baru mau di baca sekarang. Saran aku, hapus dulu ceritanya, terus add lagi. Soalnya ceritanya baru aja aku revisi. Thanks, and....

Happy reading!
=====

Triingg

Bunyi lonceng sekolah yang menggema di sepanjang koridor, bagaikan angin lalu bagi gadis berambut sebahu itu. Dia tidak bergerak barang sedikitpun dari tempatnya berdiri.

Beberapa siswa yang berlalu lalang menuju kelasnya masing-masing, melirik penampilannya yang tampak berbeda hari ini. Satu dua diantaranya, membaca name tagnya yang bertuliskan Zhafira Adzkiya Ayesa, lalu ber-oh ria setelahnya.

Sejak tadi, dia hanya fokus ke satu titik. Dimana seorang siswa laki-laki muncul untuk pertama kalinya di sekolah.

Akhirnya cowok itu kembali dari program student exchange hari ini. Setelah menambah program student exchangenya satu semester, padahal Gerald tidak melakukan hal itu, dan Zhafira pikir, program student exchange hanya dua semester saja, tapi kenapa cowok itu agak lain?

"Gue belum siap," gumam Zhafira, menolak perintah otaknya.

Lagi dan lagi dia menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskannya kasar.

"Anjir. Gue belum siap benaran."

Zhafira memutar badannya seratus delapan puluh derajat, lantas segera melenggang tanpa berpikir lagi. Rencananya dia mau bolos saja, karena jujur moodnya untuk mengikuti pelajaran pertama di hari pertama semester genap sudah tak ada lagi.

Persetan dengan omelan yang akan dia dapatkan, atau namanya lagi-lagi di cantumkan kedalam daftar hitam sekolah. Zhafira tidak peduli.

"ZHAFIRA!"

Zhafira tersentak dalam langkahnya. Mendengar namanya di panggil menggunakan nada tinggi. Zhafira mengeratkan topi di kepalanya lebih dulu, sebelum akhirnya berlari tanpa menyempatkan diri menoleh sejenak ke belakang, menghadap Si pemanggil.

"ZHAFIRA! HEI ZHAFIRA ADZKIYA AYESA!"

Kepalanya menggeleng, menolak panggilan orang itu yang dia kenal betul bentuk, kebiasaan, dan tugasnya di Garuda.

"Aish!" Rutuk Zhafira begitu telinganya menangkap suara langkah kaki yang bukan miliknya. Guru berkumis tebal itu pasti mengejar langkahnya.

"ZHAFIRA BERHENTI ATAS NAMA TATA TERTIB SEKOLAH!"

"ZHAFIRA!"

"BERHENTI ATAU KAMU SAYA JEMUR SAMPAI HANGUS!"

No! Gue lupa pake sunscreen, skin barrier gue bisa rusak. Enggak bisa! Skincare mahal, masa gue perawatan satu tahun hangus satu hari? Big no! Teriak batin Zhafira.

Maka dengan sangat terpaksa Zhafira berhenti seperti keinginan Guru setengah baya itu. Kemudian memutar badannya menghadap sang penegak tata tertib, sebelum di titah lebih dulu.

Critical PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang