10.

1.4K 86 0
                                    

Mission filed

Happy reading!
=====

Zhafira melempar ponselnya asal, berhenti membaca tujuh tips yang katanya ampuh meluluhkan hati cowok cuek seperti Zayn.

Dia menyerah. Zhafira tidak mau lagi melakukan tujuh tips itu, mengingat tidak ada satupun dari tips yang disebutkan Mbah google dalam artikelnya yang berhasil.

Waktunya terbuang begitu saja, dua minggu yang Zhafira habiskan selama menjalankan misi itu berakhir buruk. Zayn sama sekali tidak menunjukkan ketertarikannya. Yang ada, Zayn justru semakin gencar menghindari dirinya.

"YAA! SHIBALL SAEKKIYA!" Raung Zhafira sambil menghentakkan kakinya kesal.

Zhafira mengusap kepalanya kasar, membiarkan rambutnya yang kembali ke warna aslinya tidak tertata.

"Mau gue antar ke rumah sakit jiwa?"

Mata Zhafira terbuka lebar. Dia mendongak, menatap sosok jangkung yang mengganggu acara renungan paginya.

"Zayn?" Gumam Zhafira ragu.

Matanya memicing, memperjelas pandangannya yang buram. Zhafira menggeleng. Cowok di hadapannya bukan Zayn.

"Mimpi lo ketinggian, Zayn nggak mungkin sudi buat nyamperin lo doang."

"Pergi!"

"Lo aja. Gue masih mau disini."

Zhafira berdiri dari duduknya, mengalah dari seseorang yang berpeluang menambah kekacauan suasana hatinya.

Grap

"Are you serious?"

Zhafira memutar tangannya, melepaskan cekalan cowok yang berhasil membuatnya cemburu beberapa waktu lalu.

"Gue Zayyan! Zayyan Hadiyan Khalfani. Saudara Zayn."

Langkah Zhafira terhenti. Tubuhnya berputar menghadap Zayyan. Cowok yang seingatnya berambut gondrong.

Zhafira menatap Zayyan lamat-lamat, menelisik bagian mana dari wajah itu yang tampak sama dengan wajah Zayn.

"Gue kembarannya Zayn."

"Kok beda?" Sambar Zhafira.

"Bedalah! Orang nggak identik."

Zhafira melipat tangannya di dada, sembari menggeleng. Gurat wajahnya sangat menyebalkan, dan juga meremehkan.

"Lo nggak percaya?"

"Seratus persen tidak."

Zayyan menghampiri Zhafira. Tangannya terangkat, menangkup pipi berisi gadis itu

"Lihat baik-baik," interuksi Zayyan, terus mengarahkan pandangan Zhafira ke wajahnya.

"Lo apa-apaansih!" Protes Zhafira memberontak, berusaha menghentikan tindakan Zayyan.

"Lihat baik-baik!"

"Ogah! Mau di lihat sebaik apapun, lo tetap nggak mirip sama Zayn! Lo burik, sedangkan Zayn ganteng nggak ada obat."

Zayyan mengerahkan seluruh tenaganya, tidak peduli jika Zhafira merasa kesakitan karena tangkupannya berubah menjadi cengkraman. Dia merasa harga dirinya di injak-injak, berkat ucapan tak mengenakkan Zhafira.

"Lo nyakitin gue bego!" Pekik Zhafira.

"Enggak seb-"

Bugh

Zhafira memutar kepalanya tiga puluh derajat, melihat sosok yang meloloskan tinjunya ke wajah Zayyan.

"Lo apa-apaansih?" Dengus Zayyan.

Critical PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang