29.

1.7K 94 4
                                    

Yang sebenarnya

Happy reading!
=====

"Tuh anak emang suka banget kayaknya cari masalah sama Zhasa," ujar Ares, menyandarkan punggungnya di badan mobil Gerald.

Di depan gerbang sekolah. Zayn tampak menurunkan Yasmin. Menjadikan keduanya pusat perhatian.

Banyak siswa-siswi yang melirik kesana. Bahkan ada yang menatap terang-terangan. Berbisik seperti biasa, dan berkomentar ini-itu.

"Yasmin nggak cari masalah sama sekali. Zhasanya aja yang nggak tahu diri," celetuk Zayyan acuh.

Gerald menatap Zayyan aneh. Begitupun Ares. Mereka kurang suka mendengar ucapan cowok itu.

"Gue nggak tahu lo kenapa. Perasaan lo musuhin Zhasa mulu semenjak Yasmin pindah kesini," dengus Ares.

"Perasaan lo doang kali. Selama ini gue emang nggak suka sama tuh anak," sahut Zayyan.

"Nggak suka? Terus lo yang pernah belain dia apa?" Cecar Ares.

"Kebetulan doang. Lo berdua ngapain sih belain biang rusuh kayak Zhasa?"

"Stop Yan," pinta Ares. "Gue gedek tahu nggak dengar lo jelek-jelekin Zhasa."

Mereka berhenti bicara, begitu suara motor Zayn lewat di depan ketiganya, dan Yasmin berjalan ke arah mereka.

"Hai," sapa Yasmin ramah.

Ares dan Gerald tidak menggubris gadis itu. Hanya Zayyan yang membalas sapaannya.

"Lo bertiga ngapain nongkrong di parkiran?" Tanya Zayn yang baru saja menginjakkan kakinya di samping teman-temannya.

Ares menatap Zayn dan Yasmin bergantian. Dia menggeleng pelan. Entah apa maksudnya.

"Rald," tegur Zayn. Pasalnya Gerald sibuk sendiri dengan ponselnya.

"Mantau cuaca," jawab Gerald asal. "Lagian lo ngapain banyak nanya sih? Tumben banget!" Sambungnya kesal.

Zayn mengangkat bahunya acuh, lantas ikut menyandar. Membuat formasi mereka lengkap.

"Lo ngapain masih disini? Sana ke kelas lo!" Sahut Ares.

"Itu. Gue...." Yasmin menatap Zayn. Meminta bantuan cowok itu.

"Biarin aja sih. Toh pacarnya ada disini."

"Hell! Yan! Lo kalau ngomong asal-asalan banget sih. Sekali-kali tuh mulut di kasi filter. Bikin kuping pengang aja pagi-pagi!" Cecar Ares malas.

"Yang ngomong asal-asalan siapa? Orang yang gue bilang fakta kok. Tanya aja sama sahabat lo," balas Zayyan tidak mau kalah.

Ares berdehem. Tertawa kecil. Sedetik kemudian langsung menghunus Zayn dengan tatapan tajamnya.

Gerald tentu terkejut. Seingatnya, selama mereka berteman. Ini adalah kali pertama Gerald mendapati Ares menatap seseorang tajam.

"Jadi benar?"

Zayn mengangguk dengan wajah pasrahnya. Membuat Ares mengumpat keras, dan Yasmin terjengkit kaget.

Critical PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang