48

1.6K 86 1
                                    

Bunga dan masa lalu

Happy reading!
=====

Grap

Cowok itu berhenti berjalan. Sejenak, tatapannya tertuju pada tangan Ares yang baru saja menarik pundaknya.

"Apa?"

Kepala Ares menggeleng. Menginterupsi agar Calvin tidak mendekati Zhafira yang sedang duduk seorang diri di salah satu bangku taman rumah sakit. Di tengah orang-orang yang menikmati paginya bersama keluarga mereka di taman itu juga.

"Mending lo tunda dulu buat dekatin Zhasa hari ini. Kayaknya mood dia masih seburuk kemarin."

"Nggak apa-apa. Gua akan coba-"

"Lo pikir mudah bujuk dia?" Ares mendengus. "Enggak Vin. Zhasa yang sekarang tuh moodyan dan gampang tantrum," jelasnya.

Calvin mengalihkan atensinya ke Zhafira. "Lo nggak usah khawatir soal itu. Lebih baik lo cepatan berangkat ke sekolah, sebelum terlambat," titahnya.

Ares menepuk keningnya, lupa akan kewajiban yang dia tinggalkan beberapa hari belakangan. Seharusnya dia sudah berangkat saat ini.

"Lo sendiri nggak kuliah?"

"Enggak."

"Kenapa?" Sambar Ares.

Calvin berdecak. "Nggak usah banyak nanya. Sana berangkat," ucapnya.

"Ogah. Gue mau bolos aja kayak lo."

"Lo ngapain ikut bolos sih? UN bentar lagi, nggak usah banyak tingkah."

Decak tak suka mengalun sempurna dari bibir Ares. Dia menatap cowok yang katanya saudara sahabatnya, tidak percaya.

"Yang banyak tingkah itu lo ya nyet. Ngapain coba, cosplay jadi pasien?"

Cowok itu benar-benar terlihat mendalami perannya sebagai pasien. Wajah pucatnya, pakaiannya, hingga keputusan gilanya yang nekat menginap di rumah sakit.

"Jangan-jangan lo suka sama Zhasa," celetuk Ares. Menyentak Calvin.

Bukan tanpa alasan Ares berpikir demikian. Pasalnya, cowok itu tiba-tiba mendatanginya dua hari yang lalu, tepat ketika dia baru saja keluar dari ruangan Zhafira. Saat gadis itu masih menutup matanya.

Cowok itu sempat memaksa, sekaligus memohon agar dikenalkan dengan Zhafira. Hingga pada akhirnya Ares terpaksa mengiyakan permintaannya. Dengan alasan, karena Calvin merupakan Kakak kandung Zayn.

Entah bagaimana ceritanya Zayn bisa punya saudara sebanyak ini. Ares sampai pusing memikirkan silsilah keluarga sahabatnya yang satu itu.

"Benar. Gue suka sama dia."

Ares tertegun.

"Even though the conditions are like now."

"Lo tahu Vin. Hubungan Zayn dan Zhasa-"

"Gue tahu," potong Calvin.

Critical PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang