Setelah percakapan terakhir itu Suga pergi, dia dengan berat hati meninggalkan gadis itu yang masih memandangnya penuh harap dari jauh, tapi untuk alasan apapun Suga tidak bisa memberikan permata merah keabadian itu kepada sembarang orang, bahkan kepada orang yang di matanya sebagai penghianat.
Suga tetap fokus menatap lurus jalan yang di lewati olehnya dan juga kuda putihnya itu, pikiran tentang Alsha masih mengiang ngiang di pikiran nya.
Entah kenapa kejadian malam itu masih menyisakan luka yang membekas, pukulan dan pengusiran itu. Suga mengakui bahwa dia memang bodoh, tidak pernah mengetahui perasaan nya dari dulu, hingga Alsha menjadi milik Junam untuk selamanya.
Suga memang pria yang tidak peka, dia tidak pernah mengerti bahwa wanita butuh kejelasan, namun ketika penolakan yang dia lakukan, dia masih merasa Alsha baik-baik saja di matanya, hingga dia sadar ketika Alsha pergi bahkan bersama pria brengsek seperti Alvias, dan bahkan Alsha bisa memutuskan pernikahan nya dengan waktu singkat.
Sebelumnya memang Chanya wanita yang pernah hinggap di hatinya itu sebelum kedatangan Alsha dalam hidupnya, satu tahun yang lalu saat berita palsu tentang kematian Chanya membuatnya terpukul, hingga Suga terlihat tidak menyukai wanita, namun dia salah karena dia telah mencintai Alsha selama ini, namun dia tidak pernah sadar.
Kuda Suga terhenti ketika Alvias datang dari lain arah dia hanya tersenyum dan menyapa.
"Hay teman lama."Alvias hanya tersenyum melihat raut wajah Suga yang menatapnya tajam.
Alvias bersama kudanya terhenti tepat di depan Suga.
"Minggir!!!"Bentak Suga, matanya menatap tajam pria itu.
Alvias hanya mengangguk pelan dan memberikan senyuman licik pada Suga,dia meminggirkan kudanya ke arah lain guna memberikan jalan kepada orang yang di sebut teman lamanya itu.
Namun di saat Suga akan pergi, suara panggilan terdengar dari belakangnya.
"Sugaaaa"
Suga menoleh dan melihat Junam yang datang menghampiri nya, wajah Suga nampak masam melihat Junam memanggilnya, sementara Alvias hanya santai saja melihat Junam.
Junam datang bersama kudanya menghampiri Suga, setelah sampai matanya fokus menatap Suga namun sekali sekali menatap Alvias yang hanya tersenyum santai itu.
"Suga aku butuh, butuh Permata merah keabadian."Ucap Junam dia masih terengah engah.
Suga hanya memalingkan wajahnya, dia merasa punya teman hanya mendatangi nya ketika butuh, namun menusuk dari belakang.
"Suga aku butuh itu untuk Alsha di-"
Ucapan itu terhenti ketika Alvias langsung saja berbicara menyela Junam.
"Wow, haha ternyata Junam selain dia menusukmu dari belakang, dia menginginkan itu untuk istrinya untuk memperkuat hubungan mereka."Sela Alvias, dengan senyuman santai.
"DIAM!!!,"Junam menatap tajam Alvias, "Aku butuh itu untuk Alsha dia-".
"STOP!!!, Untuk alasan apapun aku tidak peduli."Jawab Suga dia hanya memandang Junam dengan kebencian.
"Alsha dia akan menghilang."Ucap Junam sebisa mungkin memanfaatkan kesempatan sempitnya itu.
"Apa maksudmu."Suga merasa penasaran dengan ucapan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE PRINCE & FLAT PRINCESS(END)
FanfictionBagaimana jika putri datar dan pangeran es bertemu.. Semua Jiwa Raja seluruh dunia hilang ,dan Saat inilah Alsha dan Suga bersatu untuk mengambil Jiwa raja yang hilang berada di hutan sihir. Sifat Alsha berubah seketika setelah mereka berhasil meng...