"Ma, aku mau ke rumah Jay"
Baru beberapa menit yang lalu Natya, Niki dan mama Erika sampai di rumah. Seperti kata dokter, kalau pemeriksaannya bagus Natya boleh pulang setelah dua hari dia di rawat di rumah sakit. Sekarang ini dia cuma diwajibkan buat rawat jalan dan kontrol selama sebulan dua kali.
"Kamu gak istirahat dulu? Besok baru kesana" kata mama
"Aku udah gapapa kok ma, tenang aja"
"Yaudah aku anterin ya kak" kata Niki
"Gak usah Nik. Aku sendiri aja"
Natya mengambil tasnya dan merapikan sedikit rambutnya lalu langsung pergi ke mobilnya. Dari dulu meskipun Jay gapernah bisa liat Natya, dia selalu pengen tampil cantik di depan Jay. Gak lupa dia pake parfum kesayangannya yang juga favorit Jay.
"Yakin dia bisa pergi sendiri, ma?"
"Gapapa sayang. Dia bakal lebih sakit kalo gak ketemu Jay"
•••
Natya memarkirkan mobilnya di teras besar rumah Jay. Dia memeriksa sebentar wajahnya di kaca dashboard mobilnya. Wajah dan bibirnya pucat walaupun dia udah merasa baik-baik aja.
Dia menambah bedak dan lipstiknya sebelum dia turun dari mobilnya. Gatau kenapa dia jadi benci lihat keadaannya yang seperti orang sakit.
Setelah selesai, dia langsung mencari Jay ke kamarnya. Sayangnya ternyata kamarnya kosong. Lalu dia beralih ke taman belakang rumah Jay, tempat biasa dia duduk bersama Jay.
Natya udah bisa melihat dari kejauhan. Jay duduk di kursi dengan headset menyumpal kedua telinganya. Natya tetap tersenyum walaupun dadanya sakit saat melihat Jay. Dia gak bisa membayangkan suatu saat nanti penyakitnya bisa merenggutnya dari pelukan Jay.
Natya berjalan menghampiri Jay. Dia iseng mencabut headset yang menyumpal telinga kiri Jay.
"Siapa??"
Cup!
Natya mencium pipi kiri Jay lembut sambil melingkarkan tangannya di leher pacarnya itu.
"Natya??"
"Kok tau?"
"Parfum kamu"
"Kirain karena gak ada lagi yang nyium kamu kayak gitu selain aku" kata Natya
"Bunda juga cium aku kayak gini. Tapi waktu aku kecil"
"Sekarang kamu udah gede. Jadi giliran aku yang cium kamu kayak gini terus"
Jay tertawa kecil. Dia meraba pipi halus Natya yang menempel di pipi kirinya.
"Janji ya?"
"Janji apa?"
"Janji bakal cium aku kayak gini terus. Artinya, kamu gaboleh kemana-mana. Terus sama aku ya?"
Natya diam sebentar sebelum air matanya mulai menetes tanpa permisi. Dia memandang Jay dengan berbagai macam pikiran negatif di otaknya tentang penyakitnya. Untuk kali ini aja, dia mau membiarkan dirinya menangis di depan Jay.
"Natya?"
Jay membuyarkan lamunan Natya. Dia menggelengkan kepalanya cepat, menghilangkan semua pikiran negatifnya dan menghapus air matanya. Dia udah janji pada dirinya sendiri kalau dia harus sembuh. Demi mamanya, Niki, dan Jay.
"Kenapa? Kok diem?" tanya Jay
"Gapapa, im fine" bohong Natya
Natya duduk di samping Jay dan melingkarkan tangannya di pinggang Jay. Dia membenamkan kepalanya di dada Jay. Dia suka aroma tubuh Jay. Aroma yang bisa bikin pikirannya langsung tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Can See You ( JAY ) ✔︎
Fanfiction"Aku mencintaimu setiap hari. Tapi sekarang aku cuma bisa merindukanmu setiap hari." ♡♡♡