Jay sibuk berkutat dengan laptopnya di ruang kerja rumahnya. Dia kesal, di hari jumat yang seharusnya orang-orang lagi menyiapkan rencana untuk weekend mereka, Jay masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang tiba-tiba menumpuk bulan ini.
Sesekali dia menyenderkan tubuhnya di kursi, membuka kacamatanya dan memejamkan matanya sebentar karena pusing menatap layar laptop terus menerus. Kesialannya bertambah saat lagi sibuk-sibuknya, lampu ruang kerjanya mati. Bukan mati listrik, melainkan lampunya habis.
"Aargh apa lagi sih ini?!"
Jay bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kamarnya. Seingatnya dia pernah beli lampu dan dia taro di salah satu laci di kamarnya. Dia membuka satu-persatu laci meja yang ada di kamarnya. Nihil, gak ketemu.
Sampai akhirnya dia membuka laci terakhir di kamarnya yang jarang dia buka. Laci meja rias Natya. Dia mengacak sedikit isi laci dan gak sengaja manjatuhkan 2 amplop warna cream.
Iya, dia ingat surat ini. Surat yang Natya tulis tepat 5 tahun yang lalu atau di hari dimana Natya menghembuskan nafas terakhirnya. Surat yang sempat dia ga pedulikan karena dia masih berharap kalau kepergian Natya hanyalah mimpi buruknya.
Jay mengambil surat itu dan membawanya ke tempat tidurnya. Jay yang tadi lagi sibuk cari lampu kini lebih memilih untuk membaca surat dari mendiang istrinya itu. Amplop pertama dia buka, surat ini Natya tulis untuknya.
Dear my endless love, Jay Park..
Kalo kamu sampe baca surat ini, itu artinya aku udah gak ada di samping kamu lagi. Maafin aku ya..
Aku nulis surat ini sambil mengingat-ingat lagi kenangan kita dari kita kecil sampe akhirnya kita sah jadi suami istri. Dari kecil aku selalu sama kamu, kita tumbuh bersama, aku suka nemenin kamu main piano, dll. Sampai waktu kita masuk SMP tepatnya kelas 2 SMP, akhirnya aku mulai jatuh cinta sama kamu. Aku sayang sama kamu lebih dari sahabat kecil. Maaf aku baru jujur sekarang :p
Sampe akhirnya kamu kecelakaan dan kamu kehilangan penglihatan kamu. Aku sedih, itu hal yang bener-bener buat aku terpukul selain perceraian mama papa. Aku gak bisa liat kamu sedih makanya aku janji sama diri aku sendiri kalo aku gak akan ninggalin kamu dan akan selalu ada buat kamu. Aku mau jadi mata kamu, itu yang selalu ada di otak aku, Jay.
Bertahun-tahun akhirnya penderitaan kamu selesai. Kamu bisa liat lagi :) tapi justru masalah dateng dari aku. Kadang aku ngerasa tuhan itu gak adil. Setelah tuhan ngasih kamu penglihatan lagi, tapi tuhan malah rampas kesehatan aku. Aku berpikir kenapa tuhan gak bisa kasih aku dan kamu kesempatan buat ngerasain kebahagiaan yang sempurna. Tapi aku sadar, gak ada gunanya aku nyalahin siapapun. Ini takdir aku.
Di awal sakit aku pernah berpikir, apa umurku cukup sampe waktunya aku menikah dan punya anak? Saat itu aku takut. Aku cerita sama kamu dan diluar dugaan ternyata kamu langsung wujudin semua impian aku sebelum aku pergi. Dan kamu tahu? Hal-hal paling bahagia di hidupku semuanya berasal dari kamu.
Jay sayang,
Sekali lagi maafin aku. Sekarang aku gak bisa lagi natap kamu, peluk kamu, cium kamu dll. Tapi aku punya anak kembar kita yang bakal gantiin aku buat ngisi hari-hari kamu. Aku gak bisa ninggalin apa-apa selain anak kembar kita. Aku mau kamu tetep bahagia dan sehat terus walaupun tanpa aku. Aku selalu ada di hati kamu dan di hati anak-anak kita.
Aku titip mereka ya sayang, jaga mereka seperti dulu kamu selalu jagain aku. Mereka gak dapet kasih sayang seorang ibu, seenggaknya mereka bahagia karena kasih sayang seorang ayah yang penyayang kayak kamu.
Seperti yang selama ini kita mau, aku sekarang udah sembuh, Jay. Aku udah nggak ngerasain sakit lagi. Aku gak harus lap darah yang keluar dari hidung aku lagi. Aku juga gak harus sakit karena terapi, kemoterapi dll lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Can See You ( JAY ) ✔︎
Fanfiction"Aku mencintaimu setiap hari. Tapi sekarang aku cuma bisa merindukanmu setiap hari." ♡♡♡