23. Maaf, Jay

491 71 5
                                    

"Jangan bercanda, ma...."









Niki dan Leora diam mendengar penjelasan mama Erika barusan. Mereka seakan akan gak percaya apa yang baru aja mereka dengar. Natya yang selama ini ceria dan keliatan selalu sehat ternyata bersarang penyakit mematikan nomor 1 di tubuhnya.

"Ma, mama bercanda kan?? Nggak ma, gak mungkin. Kak Natya sehat ma. Mama pasti bercanda"

Niki melepas pelukan mamanya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya gak percaya. Leora yang ikut menangis pun berusaha menenangkan dua orang yang sedang terpukul ini.

"Gak mungkin!"

Niki berdiri dari posisinya dan langsung berlari ke luar rumah sakit. Pikirannya kacau. Air matanya juga udah keluar sedikit demi sedikit. Di kepalanya sekarang cuma ada bayangan senyum Natya, kakak yang sangat dia sayang itu.

Dia masuk ke dalam mobilnya. Dia mengunci rapat dan menyalakan mesin mobilnya. Kepalanya mulai pusing. Dia menggebuk-gebuk setir mobilnya sambil menangis memanggil nama kakaknya. Pandangannya beralih ke foto polaroid yang tergantung di kaca dashboard mobilnya. Iya, itu fotonya yang lagi merangkul kakaknya.

"Kak, pokoknya harus sembuh. Gimanapun caranya..."



•••


Mama Erika dan Leora masuk perlahan ke dalam kamar rawat Natya. Dia menghampiri Natya yang masih memejamkan matanya di atas ranjang rumah sakit dengan selang oksigen yang menjulur menutup hidungya.

Mama Erika memegang tangan kiri putrinya yang pucat dan dingin. Hal yang paling membuat dia sakit selama dia hidup, dia harus melihat putrinya harus berjuang melawan penyakit berbahaya di umurnya yang masih sangat muda.

"Natya sayang, ini mama, nak. Kamu bangun yaa, please. Tolong jangan kayak gini. Mama gatau harus ngapain lagi sayang"

Mama Erika kembali menumpahkan air matanya sambil mencium dan mengusap kepala putri kesayangannya itu. Jika dia bisa meminta sesuatu sekarang juga, dia ingin detik ini juga Natya membuka matanya dan bilang kalau ini semua salah, dia baik-baik saja.

Gak lama kemudian bunyi ringtone ponsel Natya berbunyi dari dalam tasnya yang daritadi Leora bawa. Dia menghembuskan napas beratnya ketika melihat nama siapa yang tertera di layar ponsel Natya.

"Tante, Jay nelpon"

"Jangan diangkat, Ra. Tante yakin, Natya pasti ngelarang kita buat kasih tau Jay. Biarin nanti dia yang jelasin semua ke Jay. Tante juga gamau Jay panik dan nekat kesini sendiri" 

Leora memperhatikan ponsel Natya yang gak henti hentinya bergetar. Leora tersenyum ketika melihat wallpaper ponsel Natya yang muncul setelah berkali kali panggilan dari Jay. Ya, itu fotonya dan Natya.

Sekarang giliran ponsel Leora yang berbunyi tanda telpon masuk. Ternyata Jay beralih menelponnya setelah beberapa kali Natya gak angkat telponnya.

"Tante, Jay sekarang telpon aku"

"Yaudah kamu angkat aja. Tapi bilang aja kamu lagi gak sama Natya ya. Tolong tante ya"

Leora mengangguk dan langsung keluar dari kamar rawat Natya.

"Halo?"

"Ra, sorry mau nanya. Lo tau Natya dimana gak? Dia gue telpon gak diangkat angkat. Dan setau gue dia tadi bilang mau pergi sama lo jadi mungkin lo tau dia dimana"

"Yah gu-gue sama Natya udah pulang Jay, ini gue udah di rumah sih. Mu-mungkin Natya lagi di jalan"

"Tapi dia baik-baik aja kan, Ra? Soalnya dia lagi sering ngeluh kalo kepalanya sering sakit belakangan ini"

Until I Can See You ( JAY ) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang