45. Gone...

919 74 9
                                    

"Sayang? Lagi apa?"




Jay mengintip dulu sebelum dia masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Natya  yang buru-buru memasukan beberapa kertas kedalam beberapa amplop dan langsung dia masukan ke dalam laci mejanya ketika melihat Jay memanggilnya dari pintu kamar.

"Kamu nulis apa?" tanya Jay.

"Aku gak nulis apa apa kok. Ini aku cuma lagi rapihin surat-surat rumah sakit. Gak penting, mau aku buang aja" kata Natya ngeles

"Coba aku liat"

"Jangan! Ini udah aku rapihin sesuai tanggal, mau aku pisahin terus tinggal aku buang yang gak penting" kata Natya sambil menghalangi laci mejanya

Fokus Jay beralih pada beberapa helai tisu yang udah berubah warna merah pekat di sudut meja.

"Kamu mimisan lagi?"

"Ah, iya sedikit"

Natya langsung mengambil kasar beberapa helai tisu yang belum sempet dia buang itu ke tempat sampah. Dengan susah payah dia mencoba berdiri dari kursinya karena perutnya yang sekarang udah besar seakan mau meledak.

"Ada yang sakit lagi nggak?" tanya Jay

"Enggak kok. Cuma mimisan"

"Oiya ini, aku bikinin kamu susu ibu hamil. Di abisin ya" kata Jay sambil ngasih 1 gelas susu buat Natya

Jay memperhatikan Natya yang lagi asik minum susunya. Tangan kirinya dia pakai untuk elus-elus perut besarnya. Pipi tirusnya udah mulai berisi lagi. Natya yang lagi hamil 8 bulan ini makin imut di mata Jay karena cuma pipi dan perutnya aja yang membesar.

"Dokter Yena kan bilang, kamu udah aman buat kemo sayang. Kamu gak mau coba lagi?"

"Aku gak mau. Emang gak bisa ditunda sampe aku lahiran?"

"Nat, tapi kondisi kamu mulai turun lagi. Kamu makin lama juga makin lemes"

"Jay, aku lemes karena perut aku mulai besar. Aku gapapa kok, kamu gausah takut"

Lagi-lagi Natya teguh dengan pendiriannya. Dia gak mau membahayakan anak-anaknya yang lagi dia kandung cuma karena efek kemoterapi. Padahal akhir-akhir ini kondisinya kembali menurun. Dia jadi lebih sering mimisan dan sakit kepala.

Jay gak bosen-bosennya menatap Natya yang asik minum susu kayak anak kecil. Dia heran aja, sebulan lagi istrinya akan jadi seorang ibu dari 2 anak sekaligus, tapi kadang sifatnya masih manja dan kadang masih seperti anak kecil. Mungkin karena umurnya memang masih tergolong muda untuk jadi ibu.

"Ini, udah abis susunya"

Dia meletakan gelas kosongnya di meja dan kembali menyenderkan tubuhnya di kepala tempat tidur. Dia mengusap-usap perut besarnya sambil memejamkan matanya sebentar. Dia kekenyangan.

Natya mengambil headset besar di laci meja kecil di sebelah tempat tidurnya. Setelah dia menyetel lagu di ponselnya, headset besarnya dia tempelkan ke perutnya.

"Biar apa?" tanya Jay

"Biar mereka gak bosen aja di dalem makanya aku setel lagu deh"

Jay ikut merebahkan tubuhnya di samping Natya dan dia juga ikutan menempelkan telinganya di perut Natya.

"Ayah juga ikutan denger yaa anak-anak" kata Jay seakan akan bicara sama anak-anaknya. Gaya bicaranya udah kayak bapack-bapack beneran.

Jay memejamkan matanya sambil menempelkan wajahnya di perut Natya. Lagi asik-asik dengerin suara anaknya, Natya kaget karena sepertinya ada yang nendang dari dalem perutnya.

Until I Can See You ( JAY ) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang