"Natya hamil dok?"
"Betul, dan usia kandungannya udah memasuki Minggu ke 6"
Jay berkali-kali mengusap wajahnya kasar dan menyenderkan tubuhnya di dinding. Di sisi lain dia merasa menyesal karena malam itu dia gagal menahan, tapi di sisi lain juga dia senang karena dia dan Natya diberi kepercayaan untuk punya anak secepat ini.
"Memangnya selama ini dia gak menunjukan tanda-tanda kehamilan?" tanya dokter Yena
"Dia emang sempet muntah-muntah dan ngeluh telat dateng bulan, tapi saya kira itu biasa karena efek kemoterapi"
"Jadi gimana, dok? Apa itu bahaya buat Natya atau kandungannya?" tanya mama Erika
"Untuk saat ini Natya masih dalam kondisi baik. Kandungannya juga sehat. Nanti semua obat-obatannya akan saya ganti dengan yang aman untuk ibu hamil"
Dokter Yena memperhatikan wajah dan sikap Jay yang sangat terlihat jelas kalau dia sedang gelisah. Gak henti-hentinya dia menggaruk kepalanya yang mungkin gak gatal.
"Tenang Jay, jangan khawatir. Istrimu itu wanita yang kuat. Dia pasti bisa lewatin ini dengan baik. Kamu cuma harus sedikit lebih ekstra memperhatikannya dan bantu dia jaga kandungannya" kata dokter Yena
"Saya udah bisa masuk liat istri saya?" tanya Jay
"Silahkan"
Sebelum Jay masuk, dia melirik sebentar ke arah mama Erika dan Niki.
"Kamu masuk duluan, Jay. Nanti mama sama Niki nyusul"
Mama Erika mengerti mungkin Jay perlu waktu untuk ngobrol berdua dengan Natya sekarang. Jay cuma tersenyum lesu dan permisi masuk ke dalam ruang perawatan Natya.
Natya yang masih dalam posisi tiduran mencoba untuk bangkit dari posisinya ketika dia melihat suaminya masuk ke dalam ruangan. Jay pun langsung berlari menghampiri dan membantunya yang berusaha buat duduk di atas ranjangnya.
"Hei, mau apa? Kamu tiduran aja" kata Jay sembari membantu Natya duduk
Setelah duduk bersandar di ranjangnya, Natya menatap Jay yang duduk di kursi sebelah tempat tidurnya sambil tersenyum.
"Kamu gapapa? Masih ada yang sakit?" tanya Jay lembut. Natya cuma menggelengkan kepalanya.
"Jay, kamu udah tau dari dokter Yena kan?"
Natya mengambil tangan kanan Jay dan ditempelkannya di perutnya yang masih terlihat rata.
"Aku hamil. Sebentar lagi kita punya anak"
Senyumnya yang sumringah menandakan kalau ini adalah salah satu hal yang paling bahagia buatnya. Setelah impiannya untuk menikah, memberi Jay keturunan adalah impian keduanya yang ingin dia wujudkan
sebelum kesehatannya semakin memburuk. Seenggaknya kalau dia harus pergi, Jay gak akan sendirian.Jay tersenyum manis melihat Natya yang memakai tangannya untuk mengelus elus perutnya. Rasanya lain, dia bisa merasakan kalau memang ada sesuatu di perut istrinya, yaitu calon anak mereka alias hasil dari Jay yang gagal menahan diri (wkwk)
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Can See You ( JAY ) ✔︎
Fanfiction"Aku mencintaimu setiap hari. Tapi sekarang aku cuma bisa merindukanmu setiap hari." ♡♡♡