PS: Lanjutan dari prolog
"Minum dulu.."
Jay meneguk air putih hangat yang tadi bunda Risa ambil di dapur. Setelah Jay berhenti menangis, dia mendudukan putranya di tempat tidurnya dan menyenderkan tubuhnya di kepala tempat tidurnya.
Bunda Risa menatap Jay yang masih lemas. Matanya merah karena baru menangis histeris. Wajahnya masih basah bekas air mata dan tatapannya kosong dan fokus melihat ke depan. Bunda Risa mengelus elus lembut punggung Jay agar Jay lebih tenang.
"Gimana? Ada yang sakit?" tanya bunda Risa. Jay cuma menggeleng pelan kepalanya.
"Ayah!!"
Si kembar berlarian membuka kasar pintu kamar ayahnya. Mereka yang udah siap menunggu sambil bermain di halaman belakang kaget mendengar teriakan histeris ayahnya. Mereka berdua langsung berlari ke atas untuk melihat keadaan ayahnya.
"Oma, ayah kenapa teriak?" tanya Reyhan
"Ayah sakit?" kata Reyna yang langsung duduk di sebelah Jay dan menggenggam tangan Jay
"Ayah gapapa kok. Tadi ayah cuma agak sakit kepala aja. Ya kan?" kata bunda Risa
"Ayah udah gak apa-apa?" tanya Reyhan
Jay menatap dua anaknya dengan tatapan datarnya. Dia bisa merasakan kedua anaknya yang sangat khawatir melihat keadaannya. Tak terasa sedikit senyum tipis menghiasi wajah Jay.
"Ayah udah gak apa-apa" kata Jay
Jay sadar, dua anaknya memang sudah menjadi obat penenang paling manjur untuknya. Dengan melihat mata mereka, Jay yang lagi terguncang bisa langsung tenang. Sama seperti Natya yang selalu bisa menenangkan dan menyejukan hatinya dulu.
"Jay, kalo kamu gak kuat gak usah dateng acara Jake ya?" tanya bunda Risa
"Kalo ayah gak ikut aku juga gak ikut. Aku mau jagain ayah" kata Reyna
"Aku juga!" lanjut Reyhan
Jay tersenyum sambil mengusap kepala kedua anaknya.
"Reyna kan udah cantik gini masa gak jadi pergi. Reyhan juga, udah ganteng kayak ayah masa gak jadi pergi. Ayah udah enakan kok" kata Jay
"Bener Jay? u ok? Bunda bisa jelasin ke Jake nanti, tenang aja"
"Aku gapapa. Masa aku absen sih di hari bahagianya Jake. Jake dari dulu selalu ada buat bantu aku loh bunda"
"Oke kalo gitu. Kita berangkat sekarang ya"
•••
"Mana si ni orang. Angkat kek!"Entah udah berapa lama Jake cuma mondar mandir sambil main ponselnya. Dia berkali-kali menelpon Jay tapi sama sekali gak diangkat. Mukanya pucat, dia bener-bener gelisah.
Jake yang sekarang mengenakan tuxedo mewah warna putih dengan tatanan rambut yang memamerkan jidatnya, walaupun dia gelisah tapi sungguh ketampanannya gak berkurang setengah persenpun.
"Jake, stop it! Mami pusing liat kamu mondar mandir. Ada apa sih??" tanya seorang perempuan berparas bule itu. Ya, dia ibunya Jake.
"Astaga mami. Mami emang gak deg-degan apa waktu mau nikah sama papi??" omel Jake. Dasar durhaka
"Ya deg-degan sih. Tapi udah ah sini duduk jangan mondar mandir. Mami pusing tau"
Jake gak menghiraukan perkataan maminya. Dia terus berusaha menelpon Jay.
"Kamu telpon siapa?"
"Jay"
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Can See You ( JAY ) ✔︎
Fanfiction"Aku mencintaimu setiap hari. Tapi sekarang aku cuma bisa merindukanmu setiap hari." ♡♡♡