49. One Year

668 67 4
                                    

Jay berdiri di depan kaca besar yang ada di dalam kamar mandinya. Dia menatap lekat dirinya sendiri yang sudah sangat berbeda dari Jay yang dulu. Rambutnya panjang berantakan karena selama ini dia mencoba untuk memotong rambutnya sendiri. Kumis dan jenggotnya juga mulai tumbuh menutup wajah tampannya. Tapi sial, Jay tetep tampan gimana pun penampilannya...

Tepat setahun yang lalu dia kehilangan Natya. Dan selama setahun ini juga Jay selalu dirundung rasa sedihnya sampai membuatnya depresi berkali-kali. Tapi hari ini keadaannya sudah mulai membaik walaupun depresinya masih terus kambuh saat mengingat kembali kenangan bersama istrinya. Setidaknya di hari tepat setahun Natya pergi, dia mau merubah kehidupannya menjadi normal kembali dan membuka dirinya lagi pada dunia luar.

Hari ini, di hari tepat setahun kematian Natya, untuk pertama kalinya dia kembali keluar rumah. Dia mau mengunjungi makam istrinya. Tapi sebelumnya dia mau membersihkan sedikit demi sedikit kumis dan jenggot yang selama ini dia biarkan tumbuh di wajahnya. Saking sedih dan terpukulnya, untuk merawat dirinya sendiri pun Jay nggak mampu.

Seperti biasa, bayangan Natya kembali hadir di hadapannya. Ini adalah kebiasaan Natya sejak mereka menikah dan pindah rumah. Mencukur dan merapikan wajah Jay berdua di sini sambil bercanda. Kadang dia juga memotong rambut Jay.

Ini udah biasa buat Jay. Dia udah gak begitu histeris setiap melihat bayang-bayang istrinya muncul lagi di depannya. Dia udah mulai terbiasa dan mencoba untuk lebih mengikhlaskan kepergian Natya, walaupun masih berat untuknya.

Setelah mandi dan bersiap-siap, dia keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju pintu keluar sambil menenteng kunci mobilnya. Dia berpapasan dengan Jake yang baru aja keluar dari kamarnya. Jake bengong sebentar melihat penampilan Jay yang jauh lebih rapih dan bersih walaupun rambutnya masih panjang dan sengaja dia ikat ke belakang.

"Jay??? Lo mau kemana??"

"Gue mau ke makam Natya. Hari ini kan tepat setahun kematiannya. Tapi sebelumnya gue mau ke salon dulu potong rambut. Masa ke makam Natya gue berantakan. Dia pasti gak suka"

"Oke! Gua anter"

"Gak usah Jake, makasih. Gue bisa sendiri kok. Lo tenang aja"

Jake kembali diam sebelum dia memeluk erat sepupunya. Jake benar-benar lega melihat Jay yang udah perlahan mau membuka dirinya lagi setelah kematian istrinya.

"Gue seneng banget lo udah balik kayak dulu. Lo harus semangat pokoknya. Gue, bunda, ayah, tante Erisa, Niki, Leora, dan yang lain selalu ada buat lo" kata Jake

"Makasih banyak Jake, setahun ini lo selalu temenin gue disini. Gue pasti udah banyak ngerepotin lo"

"Ngomong apa sih lo. Kita ini keluarga, udah seharusnya gue selalu ada buat lo" kata Jake sambil mukul pelan pundak Jay

"Yaudah kalo lo mau pergi sendiri its oke. Lo masih bisa nyetir kan? Kalo ada apa-apa lo langsung telpon gue. Oke?"

"Siap, tenang aja"

Baru beberapa langkah Jay menuju pintu keluarnya, Jake kembali memanggil namanya.

"Jay, bentar!"

"Ada apaan lagi?"

Jake terdiam sebentar dan menghampiri Jay yang udah berdiri pas di depan pintu keluar.

"Pulangnya lo ke rumah bunda ya. Lo gak lupa kan hari ini ulang tahun si kembar? Bunda sama ayah mau bikin acara ulang tahun. Mereka kan juga genap setahun hari ini"

Jay menatap Jake datar. Sejujurnya dia masih gak bisa bertemu dengan anak kembarnya karena mereka selalu mengingatkan Jay pada Natya. Apalagi wajah Reyna yang benar-benar mirip Natya. Dadanya selalu sesak melihat Reyna.

Until I Can See You ( JAY ) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang