"Iya ma, kan ada Jay sekarang. Mama tenang aja yaa"
Natya memutus sambungan telponnya. Dia kembali menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidurnya. Dia memejamkan matanya sebentar. Hari ini cukup melelahkan walaupun acaranya cuma sebentar.
Dia memperhatikan seisi kamarnya. Kamar rawatnya yang seperti biasa. Ranjangnya yang cuma bisa ditiduri satu orang dengan tiang infus di sebelahnya dan ada beberapa alat medis di sebelah ranjangnya. Kamar ini jauh dari kata 'kamar pengantin'.
"Sayang? Kenapa?"
Jay masuk ke dalam kamar dan melihat Natya yang lagi senderan dengan wajahnya yang keliatan sedih.
"Kamu darimana?" tanya Natya
"Ke mobil sebentar charger hp aku ketinggalan sayang" kata Jay seraya mengecup kening Natya
Melihat raut wajah Natya yang keliatan lagi gak baik-baik aja, dia ikut duduk di atas ranjang sambil menaruh kepala istrinya untuk bersandar di pundaknya. Sesekali dia mengecup keningnya dan mengelus kepalanya.
"Ada masalah?" tanya Jay
"Nggak. Everything is fine"
"Udah berapa lama aku kenal kamu? Bohong kalo aku gak hafal setiap ekspresi muka kamu"
Natya menghembuskan lagi napas panjangnya sambil memperhatikan setiap sisi kamarnya.
"Maafin aku ya, Jay"
"Maaf untuk?"
"Harusnya malem ini kita tidur berdua satu tempat tidur di kamar yang romantis. Gak kayak gini. Kamar rumah sakit yang jauh dari kata kamar pengantin"
"Coba aja keadaan aku gak kayak gini. Maafin aku. Aku buat malam pertama kita sebagai suami istri gak spesial karena kesehatan aku"
Jay membawa Natya ke dalam pelukannya, dia menaruh dagunya diatas kepala Natya.
"Nat, aku gak pernah permasalahin keadaan. Ini sama sekali bukan masalah buat aku. Kesehatan kamu paling penting. Kita bisa tetep kayak gini aja aku udah bersyukur"
Natya mengeratkan pelukannya dan lebih menanamkan kepalanya di dada Jay. Aroma tubuh Jay adalah favoritnya. Rasanya semaleman ini dia mau Jay tidur di sampingnya dan gak melepaskan pelukannya.
"Jay..."
"Kenapa sayang?"
"Bisa gak malem ini kamu terus kayak gini?"
Jay tersenyum melihat tingkah manja istrinya. Entah kenapa sikap manjanya terasa berbeda dengan sikap manja Natya waktu masih menjadi pacarnya.
"Bisa aja sih. Tapi kan aku tidurnya-"
Cup!
Natya melepas pelukannya dan mendaratkan bibirnya di bibir Jay. Tangan mungilnya memeluk leher Jay dan membuat Jay gak bisa bergerak.
"Gak ada tapi-tapian. Aku cuma minta peluk kok, gak lebih..." kata Natya sambil memanyunkan bibirnya. Gemes!
Astaga ini anak...
Jay memeluk pinggang Natya dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menarik tengkuk Natya dan menempelkan bibirnya lagi di bibir Natya.
Beberapa menit mereka berciuman, Natya mulai kekurangan napas. Dia mendorong pelan dada Jay agar menjauh dari tubuhnya.
"Jay, sebentar. Aku gak bisa napas.."
"Hah?? sebentar aku panggil dokter-"
"Heh ngapain? Kalo dia nanya kenapa aku bisa sesek napas gimana? Masa aku jawab abis ciuman sama kamu?" kata Natya
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Can See You ( JAY ) ✔︎
Fanfiction"Aku mencintaimu setiap hari. Tapi sekarang aku cuma bisa merindukanmu setiap hari." ♡♡♡