"Jay!!!"
Mama Erika berlari menghampiri Jay yang duduk di kursi depan ruang UGD tempat Natya diperiksa. Dia langsung bangkit dari duduknya begitu melihat mama Erika datang menghampirinya.
Beberapa waktu lalu saat Jay dan Natya sampai di rumah sakit, Jay langsung menelpon mama Erika dan dia pun langsung bergegas pergi ke rumah sakit.
"Mama.."
"Jay, Natya dimana??"
"Masih di dalem, Ma. Masih di periksa dokter dari tadi"
"Natya kenapa bisa pingsan, Jay??"
"Tadi Natya ngajak aku piknik di pinggir pantai. Terus dia main ke bibir pantai tapi tiba-tiba sakit kepalanya kambuh lagi dan dia pingsan. Dia juga sempet mimisan sebelum kesadarannya turun" jawab Jay
"Dia pasti belum minum obat"
Jay menundukan kepalanya. Dia berusaha menenangkan mama Erika yang sekarang udah mulai menangis.
"Ma, maafin aku. Ini semua salah aku. Harusnya aku larang dia dan biarin dia istirahat aja. Jay gak becus jagain Natya, Ma"
Mama Erika membawa Jay ke dalam pelukannya. Dia mengusap lembut punggung Jay dan mencoba menenangkan Jay yang juga gak kalah khawatir dan terpukul melihat keadaan Natya sekarang.
"Gak ada yang salahin kamu disini karena emang bukan salah kamu, Jay. Jangan kamu salahin diri kamu sendiri. Natya pasti gak suka dengernya" kata mama Erika
Jay ikut menangis di pelukan mama Erika mengingat dimana dia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri Natya berjuang menahan serangan penyakitnya. Bahkan di saat terakhir sebelum dia pingsan, dia masih bisa tersenyum karena melihat Jay yang udah bisa kembali melihat.
"Jay, Erika"
Bunda Risa dan ayah James datang menghampiri Jay dan mama Erika yang sama-sama masih menangis. Bunda Risa langsung menghamburkan pelukannya pada sahabatnya.
"Erika, tenang ya. Natya pasti baik-baik aja. Aku udah denger ceritanya dari Jay. Begitu dia telpon, aku dan James langsung berangkat kesini"
Ayah James merangkul erat putranya yang masih menunduk. Dia berusaha menyembunyikan tangisnya di depan ayahnya.
"Kamu gak perlu nahan tangisan kamu di depan ayah. Gak ada salahnya laki-laki menangis. Apalagi yang dia tangisin adalah orang yang dia cintai" kata ayah James
"Aku cuma merasa gak becus jadi laki-laki karena gak bisa jagain Natya yang lagi sakit, yah"
"Itu sama sekali bukan kesalahan kamu, Jay. Daripada kamu terus nyalahin diri sendiri, harusnya kamu sekarang pikirin ke depannya apa yang bisa kamu lakuin buat Natya, buat kesembuhannya"
"Kamu emang gak bisa langsung bikin dia sembuh, seenggaknya kamu harus selalu ada buat dia dan bisa bikin keadaannya perlahan membaik. Paham?"
Jay menganggukkan kepalanya dan menghapus air mata yang membanjiri pipinya. Apa yang ayahnya bilang benar.
Gak lama kemudian dokter yang biasa menangani Natya keluar dari ruang periksa.
"Gimana anak saya, Dok?" tanya mama Erika
Dokter Yena mengelus lembut pundak mama Erika sebelum dia memberikan kertas hasil pemeriksaan Natya.
"Kondisi Natya semakin menurun. Sel kankernya sudah mulai menyerang sistem pusat pengendali tubuhnya dan itu membuat kakinya akan mulai susah digerakan dan mati rasa"
"Gak mungkin..."
Tangis mama Erika kembali pecah dan bunda Risa dengan sigap memeluk tubuh mama Erika yang hampir terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Can See You ( JAY ) ✔︎
Fanfiction"Aku mencintaimu setiap hari. Tapi sekarang aku cuma bisa merindukanmu setiap hari." ♡♡♡