Malam hari kedua perayaan Festival Panen. Setelah menyisir rambut dan mencatat jurnal di dalam buku dengan sampul kulitnya, Hyunae beranjak untuk sejenak mencari udara segar. Ia menyadari bulan yang tengah menggantung tinggi di angkasa, dengan sinarnya yang menembus permukaan kaca jendela. Bayangannya senantiasa menemani tapi Hyunae akan jujur bahwa ia merindukan sebuah presensi di sebelahnya.
Siapa?
Hyunae tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena takut akan sesuatu yang masih ia kubur dalam dirinya. Sebuah realisasi yang ingin ia sadari nanti, nanti, hingga waktunya terus terundur tanpa disadari.
Si gadis Athena pun sampai di taman dalam, rupanya masih lumayan banyak murid Ellugard yang mengitari tempat dengan kubah kaca tersebut, sepertinya ingin mencari udara segar seperti dirinya. Hyunae yang tengah terjaga di taman dalam lantas termenung sendiri.
'Pintunya banyak sekali,' renungnya.
Akademi ini memang luas, tapi itu tidak berarti Hyunae tidak mengenal interior dan exteriornya. Salah satu hal yang paling pertama ia lakukan saat menyadari adanya tikus-tikus yang berulah dan berusaha mencelakainya adalah menghapal peta Ellugard secara mendalam, secara tajam.
Hyunae menyadari Heejin yang memulai rencananya saat si gadis Jeon itu bergerak ke area yang mencurigakan. Sembari menyembunyikan alat pelacak berupa kupu-kupu tersebut di saku mantel si gadis, Hyunae menghitung berapa langkah yang Heejin ambil, berapa pintu yang ia buka, dan suara-suara yang terdengar samar di sekitarnya.
Alat pelacak yang ia taruh pada Heejin bekerja dengan baik, sesuai dengan kemampuan mumpuni sang pemilik sihir aslinya yaitu si putra Apollo. Amat disayangkan tapi ia tidak ingin mengambil risiko alat pelacaknya ketahuan oleh orang-orang, apalagi setelah ia menyadari patung di ambang Basements yang memperhatikan secara diam-diam.
Basements.
Sebelum memasuki pintu utama Basements, ada sebuah koridor besar yang perlu dilewati setelah memasuki pintu depannya. Tempatnya tidak sekompleks Galleria Du Apollo, pun patungnya tak memiliki kesan yang sama. Patung-patung yang ditinggalkan di depan Basements itu memiliki sayap-sayap yang gelap dan kokoh, beberapa memegang perisai dan telah retak di beberapa bagian. Sekilas, patung-patung di depan pintu utama Basements lebih terlihat seperti patung penjaga.
Sebuah tempat di mana terdengar pantulan gema yang lantang, di mana langkah kaki terdengar sumbang dan ada suara air menetes dari langit-langit. Dari suara pintu yang dibuka, suara tapak kaki yang menuruni tangga, hingga langkah-langkah yang diambil sebelum terdengar suara pegas yang digerakkan.
Ruangan apa ini? Di mana letaknya?
Hyunae berpikir keras. Ada banyak sekali pintu yang ada di Basements, terlalu banyak untuk menghitung apa saja yang ada di balik pintu-pintu tersebut karena konon, katanya, ruangan tersebut berganti dengan sendirinya. Pertanyaan Hyunae sekarang adalah, ruangan mana yang Heejin masuki?
Apakah sama dengan ruangan yang pernah Hyunae masuki saat tes masuk dulu?
Menimbang, Hyunae mendengar Heejin yang berbicara dengan seseorang, terdengar seperti diskusi. Si gadis Kim menunggu, terus menunggu sampai pembicaraan di antara si gadis Jeon dan seseorang yang ia duga seorang lelaki itu selesai. Mereka membicarakan tentang pertemuan yang katanya akan dilakukan. Pertemuan. Ha. Ada berapa banyak sebenarnya kalian ini?
Tampaknya Heejin menyimpan pertanyaan serta kecurigaannya pada si putri Athena untuk disampaikan nanti saat pertemuan ini terjadi. Menyadari hal tersebut, Hyunae berpikir lagi, sampai kapan sihir Jaemin akan bertahan? Karena telah berpindah kepemilikan, walau Na Jaemin tetaplah si pemilik awal sihir pelacak tersebut, Hyunae sadar tidak mungkin ia mempertahankan sihir ini lebih lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessed
FanfictionYes, Sir. We are certainly and certifically blessed. ☽ / / 00l's fantasy au, SEASON 1 COMPLETED : SEASON 2 ON GOING.