+41. (and then the world collapsed)

6.5K 1.3K 195
                                    

Siang itu bergulir kembali, menandai semakin dekatnya festival panen di pucuk hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu bergulir kembali, menandai semakin dekatnya festival panen di pucuk hidungnya. Hyunae tak menyangkal, ia tidak sabar menghadapi serangkaian acara tahunan, yang dimulai dengan doa bersama, segelintir lomba untuk menyemarakkan suasana, sampai acara bakar-bakaran di halaman sekolah. Oh, jangan lupakan prom atau festival bulan yang sudah ditunggu-tunggu para siswa-siswi dengan hati berdebar.

Kelas dibubarkan lebih awal demi persiapan festival, ada yang berkata juga kalau mereka akan diberi waktu libur seminggu, entah untuk pulang ke rumah atau menghabiskan waktu liburan di lain tempat. Senior Mark membenarkan dan berujar kalau para ketua dan wakil ketua tengah mendiskusikan rapat besar sebelum libur seminggu tersebut, sekaligus membahas agenda festival panen. Hasilnya akan diumumkan di Rapat Besar.

Siapa yang tidak suka libur? Dan tidak suka acara di mana mereka bisa berleha-leha dan melepas beban dari penatnya belajar? Tentu bukan Hyunae. Ia dan Seungmin saja telah merancang sesuatu untuk perpustakaan karena salah satu lomba akan melibatkan petak dengan rak-rak tinggi menjulang tersebut.

Hiruk-pikuk orang-orang di koridor adalah mereka yang sedang merencanakan festival panen, atau persiapan festival panen.

Sayangnya, Hyunae harus terkurung di kamar asrama.













Mengingat rencananya untuk menjauh sementara dari Jaemin dan Jeno—yang sangat sulit untuk dilaksanakan karena sial, Jaemin menatapnya dalam-dalam di kelas Mrs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengingat rencananya untuk menjauh sementara dari Jaemin dan Jeno—yang sangat sulit untuk dilaksanakan karena sial, Jaemin menatapnya dalam-dalam di kelas Mrs. Hellenah tadi, seolah ingin mengulik habis rahasia Hyunae bahwa sebenarnya si gadis pun tidak tega mengabaikannya.

Hal itu hampir membuatnya risih karena di antara heningnya kelas yang tengah mengerjakan tugas yang diberikan oleh wanita bersahaja tersebut, Mrs. Hellenah menangkapnya basah. Guru Prancisnya itu mengitari kelas seperti biasa, melihat huruf yang mereka tulis pada kertas dan sesekali menunjukkan kesalahan penulisan muridnya.

Namun, yang berbeda hari itu adalah ia berdiri tepat di belakang Hyunae. Diam dan tidak bersuara hingga rasanya Hyunae ingin mengusap lehernya saat itu juga. Mrs. Hellenah lalu menunduk, mensejajarkan mulutnya dengan telinga Hyunae dan berbisik samar,

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang